Ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi ratusan orang dari berbagai latar belakang itu mengikuti ujian untuk mendapatkan ijazah setara SMA.
Salah satu peserta, Lina Susanti (25), mengatakan, keikutsertaannya pada UNPK Paket C ini lantaran dirinya ingin mengubah nasib. Dengan mengantongi ijazah SMA, dia berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
"Mudah-mudahan nanti setelah dapat ijazah SMA, saya bisa memperoleh pekerjaan lain dari sekadar pelayan toko," kata Lina, Rabu (15/4/2015) siang.
Lina sebenarnya punya impian mengenyam bangku pendidikan SMA. Namun, karena keluarganya tidak mampu membiayai, terpaksa dia putus sekolah. Dia harus membantu ekonomi keluarganya dengan menjadi pelayan toko di Salatiga.
Beruntung, dia punya majikan yang mau memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk menempuh pendidikan Paket C hingga mengikuti ujian persamaan.
"Saya diberi dispensasi untuk mengikuti ujian Paket C," ujarnya.
Sebagai pelayan toko, dia tidak punya waktu yang cukup untuk belajar. Untuk menyiasatinya, dia telah mempersiapkan materi yang diujikan bersama-sama dengan sejumlah peserta lain asal Getasan di PKBM Paket C Sudirman.
"Ya mudah-mudahan nilainya tidak mengecewakan," ujarnya.
Tidak semua karyawan atau buruh seberuntung Lina. Kabid SMA/SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Semarang M Taufiqurrahman mengatakan, hingga hari ketiga pelaksanaan UNPK Paket C, tingkat kehadiran para peserta mencapai 90 persen. Mereka yang tidak datang biasanya tidak mendapatkan izin dari tempat kerjanya.
"Persoalan yang dihadapi peserta ini rata-rata masalah perizinan dari tempat kerja," kata Taufiq.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.