"Kami bersama muspika (musyawarah pimpinan kecamatan) sudah berusaha menenangkan warga. Beruntung, tidak sampai terjadi bentrok fisik. Warga yang melakukan pemblokiran jalan lalu kami fasilitasi untuk mengemukakan pendapat di Balai Desa Boto," kata Sjaichul Hadi, Kepala Desa Boto, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (7/4/2015).
Dalam pertemuan tersebut, masing-masing pihak diberikan kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapat. Hasilnya, kegiatan pengajian itu tidak boleh dilakukan lagi karena dipandang menimbulkan keresahan warga.
Warga marah karena merasa surat permohonan mereka kepada muspika agar kegiatan pengajian tersebut dipindahkan ke tempat lain tidak diindahkan.
"Sebenarnya kami sudah melayangkan surat balasan ke pengurus pengajian, tetapi tidak diindahkan. Sebagai antisipasi, kami lapor ke Polsek dan Koramil," kata Sjaichul.
Sementara itu, saat dihubungi terpisah, Kabag Ops Polres Semarang Kompol Dax Emmanuelle Samson Manuputy, mengatakan, seusai mendapat laporan, pihaknya langsung turun ke lapangan untuk meredam situasi yang memanas.
"Meskipun berakhir kondusif, dua belah pihak berjanji sekaligus memahami situasi yang terjadi. Namun, kami akan terus memantau kondisi lapangan," kata Dax.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.