Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Bocah 4 Tahun Lawan Reklamasi lewat Tari Topeng

Kompas.com - 02/02/2015, 14:12 WIB
Kontributor KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

“Dalam RT/RW itu, Desa Ambulu tidak masuk dalam rencana kawasan industri. Ada juga beberapa wilayah di luar desa ini yang terkena rencana zona industri. Dan tiap zona industri itu maksimal 2.000 hektar, bukan 5.000 hektar. Dan Bupati mewacanakan satu titik saja sampai 5000 hektar, dan sangat ini menyalahi RT/RW itu,” ungkapnya.

Rencana reklamasi pesisir itu, tambah Dedi, akan berdampak besar secara ekologis, sosial, dan ekonomi bagi masyarakat Desa Ambulu dan sekitarnya. Dedi meminta, pemerintah harus segera mengkaji ulang, dan jangan sampai salah langkah untuk menentukan ini.

“Ini sudah tidak main-main, wacana reklamasi sudah semakin meluas ke beberapa desa, hingga Losari Jawa Tengah. Bupati jangan sampai salah langkah, alih-alih atas nama kesejahteraan rakyat, malah justru menyengsarakan, dengan menghancurkan sumber daya alam yang jadi mata pencarian warga sehari-hari,” kata Dedi selepas diskusi pemutaran film.

Isom, salah satu panitia, menyebutkan, kegiatan Menguak Harta Karun Ambulu ini merupakan kerja kreatif seluruh warga Desa Ambulu dan sekitarnya bersama beberapa komunitas pemuda, antara lain Sofi Institute, Logos Film, Just Library, DKV Squad, LENSA, Pembela Tanah Ambulu (PETA), dan beberapa komunitas lain.

“Kegiatan ini berlangsung sejak Sabtu siang hingga malam, belasan pemuda melukis atau mural perahu, pelatihan menyablon baju, pelatihan fotografi, pameran foto di gudang produksi garam, pemutaran film dokumenter, dan ditutup dengan diskusi bersama warga dan tokoh Ambulu. Dan Alhamdulillah berjalan dengan baik,” kata Isom setelah kegiatan.

Pemuda yang juga Direktur Umum Sofi Institute ini, mengungkapkan, kegiatan tersebut sebagai ruang untuk kembali mengikat rasa persaudaraan antar warga setempat. Terbukti, malam pemutaran film, dan juga gudang produksi garam, dipenuhi seluruh warga dari berbagai kalangan.

“Kegiatan ini sederhana, tapi diharapkan dapat menjaga warga dari berbagai ancaman, termasuk Reklamasi Pesisir yang terbentang di sepanjang Pesisir utara, hingga Bali. Masyarakat perlu tahu, dan perlu menjaga tanah kelahiran sendiri,” ungkapnya dalam diskusi bersama tokoh warga.

Sementara itu, Asep Andri, mengungkapkan, film dokumenter menjadi media yang menarik untuk mengumpulkan masyarakat secara luas. Apalagi film yang diproduksi ini adalah aktifitas pekerjaan mereka sehari-hari.

“Semoga dengan tontonan ini, masyarakat semakin terikat dan terbangun rasa persaudaraanya untuk menjaga tanah kelahiran sendiri, dari ancaman-ancaman yang akan datang. Ambulu adalah desa yang kaya raya potensi alam pesisirnya,” kata Pemuda, Ketua Umum Logos Film.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com