Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 22/01/2015, 15:46 WIB
|
EditorFarid Assifa
BANYUWANGI, KOMPAS.com - Angka perceraian di Kabupaten Banyuwangi menempati peringkat kedua tingkat Jawa Timur setelah Kota Surabaya dan ketiga nasional setelah Kabupaten Indramayu serta Kota Surabaya.

Hal tersebut diungkapkan Mochamad Chamim, juru bicara Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Banyuwangi yang ditemui Kompas.com, Kamis (22/1/2015). Ia menjelaskan, selama tahun 2014 terdapat 7.106 pasangan yang mendaftarkan perceraian. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan pada tahun sebelumnya, yaitu 6.930 pasangan. Sedangkan yang sudah menerima putus cerai sebanyak 6.798 pasangan.

"Alasan terbanyak adalah pernikahan tidak harmonis, suami tidak bertanggung jawab dan masalah ekonomi. Pernikahan tidak harmonis juga penyebabnya macam-macam," katanya.

Sementara itu, yang mengajukan cerai terbanyak adalah perempuan dengan jumlah cerai gugat sebanyak 4.576 orang dan cerai talak yang diajukan laki-laki hanya 2.530 orang.

"Tren terbanyak, ya perempuannya keluar negeri, lalu saat pulang mendapati suaminya selingkuh. Akhirnya mereka mengajukan gugat cerai. Atau juga lelakinya tidak bekerja, jadi secara ekonomi bermasalah," jelasnya.

Ia mengaku hampir sebagian besar perceraian terbanyak dialami oleh pasangan dari kalangan perekonomian menengah ke bawah. Dengan 3 ruang, per hari ada sekitar 150 sidang perceraian. Ia sendiri memimpin sidang sekitar 900-an per tahun.

"Hakim di sini ada 16 dan sudah cukup, hanya saja yang kurang adalah panitera pengganti," jelasnya.

Sedangkan usia perceraian terbanyak berasal dari usia produktif antara 20 sampai 40 tahun.

Ia mengaku selain angka perceraian yang cukup tinggi, jumlah dispensasi pernikahan di bawah umur juga meningkat.

"Pada tahun 2014 ada 371 pasangan yang mengajukan dispensasi pernikahan di bawah umur. Usianya masih belasan, ada yang masih berusia 13 tahun. Memang hampir sebagian besar karena hamil lebih dahulu," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke