Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Empat Hari Tersesat di Pedalaman Rimba Perbatasan Indonesia-Malaysia

Kompas.com - 24/12/2014, 22:57 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

Agus mengatakan dua hari pertama mereka jalani dengan kalut. Makan dan minum tak cukup, lelah karena terus berjalan kaki mulai terasa mendera, ditambah efek mimpi salah satu dari mereka itu.

Pada titik terendah kondisi mereka, tutur Agus, alam menunjukkan kekuatannya. Pada saat itulah mereka akhirnya menemukan sungai, meskipun baru sungai kecil dan bukan Sungai Bahau.

Meski demikian, keempat prajurit ini memutuskan untuk mengikuti alur sungai kecil tersebut. "Untungnya lagi, hari ketiga dan keempat hujan. Jadi meski lapar kami tidak kehausan," lanjut Agus.

Terasa sangat lama, kata Agus, sudah empat hari mereka berempat menyusuri kelebatan hutan Malinau ini. Namun, pada petang hari keempat itu, mereka akhirnya menemukan Sungai Bahau.

Semangat keempat prajurit pun timbul kembali. Benar saja, tak berselang lama mereka berpapasan dengan rombongan ketinting kepala desa yang memang sedang mencari mereka.

"Kami akhirnya ditemukan. Saya tidak ingat lagi bagaimana kami ditemukan. Katanya, baju kami sudah compang-camping, badan penuh pacet. Pas di kampung, saya timbang, berat badan saya turun 15 kilogram," tutur Agus.

Petang itu adalah 21 November 2014. Setelah dirawat beberapa hari di desa terdekat, Agus kembali bertugas di Pospamtas Apau Ping, sementara tiga prajurit lain dikembalikan ke batalyonnya di Tarakan.

Agus mengaku tidak kapok bertugas di perbatasan sekalipun mengalami peristiwa ini. Dia mengaku, peristiwa itu menguji kemampuan keprajuritan mereka, dan jelas tak terlupakan.

"Tidak kapok. Asalkan tidak tersesat sampai ke Malaysia saja..." ujar Agus, kali ini sembari tertawa mengingat kisah sengsaranya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com