Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencarian Korban Longsor Masih Jadi Tontonan Warga Banjarnegara

Kompas.com - 15/12/2014, 23:03 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

BANJARNEGARA, KOMPAS.com — Ribuan warga dari Kabupaten Banjarnegara dan sekitarnya masih terus memadati lokasi longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Senin (15/12/2014) sore.
 
Pengamatan Kompas.com di lokasi longsor di Dusun Jomblang bagian bawah, ribuan warga menyaksikan langsung proses pengangkatan korban. Dari atas lereng bukit, warga rela sepanjang waktu melihat penggalian itu.
 
Keberadaan warga terlihat unik, berjejer rapi di lereng tebing, mulai dari lokasi longsor bagian atas hingga bawah. Akses jalur utama yang ditutup tidak menyurutkan warga melihat proses pengangkatan korban longsor.
 
Salah satu warga Karangkobar, Ahmad Yusuf, mengaku terus melihat proses pencarian korban longsor untuk memastikan sanak saudaranya yang masih tertimbun lumpur. Dia mengaku sedih menyaksikan korban bencana alam tersebut.
 
"Sedih, Mas. Sanak keluarga saya masih belum ditemukan. Ada satu kemarin yang selamat, sekarang masih di rumah sakit," kata dia, Senin (15/12/2014) petang.
 
"Ke sini mau lihat saja proses evakuasinya. Seperti apa pencarian yang dilakukan," katanya.
 
Yusuf sendiri mengaku baru tiba di Karangkobar dari Kalimantan, tempat ia bekerja. Ia pulang dari Kalimantan begitu mendengar informasi longsor di Banjarnegara.

"Saya ini dari Kalimantan. Tiba kemarin. Pulang untuk memastikan keadaan keluarga. Begitu tahu ada longsor, saya langsung pulang, rumah saya di Karangkobar," katanya.
 
Mesin "loader" rusak

Di lokasi longsor, petugas tim gabungan masih bekerja ekstra-keras mencari korban longsor dari pagi hingga petang. Petugas sempat khawatir ketika melihat awan hitam menggelayut di langit sebagai tanda hujan akan turun.

Sebelum operasi pencarian dihentikan sementara pada sore hari, salah satu satu mesin loader milik BPBD Banjarnegara mengalami kerusakan. Alat berat itu kemudian disingkirkan dari lokasi pencarian.
 
"Itu rusak karena ada saluran udaranya. Mungkin karena kena banyak lumpur dan air. Selain itu, mesinnya juga sudah tua," ujar salah seorang pegawai dinas Pekerjaan Umum, Sumarjono, petang tadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com