Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dirazia, Pengemudi Becak Motor Demo Bawa Anak dan Istri

Kompas.com - 15/12/2014, 11:52 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA,KOMPAS.com
- Ratusan pengemudi becak motor (bentor) menggelar aksi demo di kantor DPRD DI Yogyakarta, Senin (15/12/2014), sambil membawa anak dan istri mereka masing-masing. Aksi ini ditujukan sebagai respon penolakan setelah polisi merazia bentor beberapa waktu lalu.

"Kalau bentor dilarang, maka akan ada 3.000 kepala keluarga yang akan menjadi pengangguran dan ribuan anak terlantar serta tidak bisa makan," ujar Ketua Paguyuban Bentor DI Yogyakarta, Kelik Trigunanto.

Kelik mengungkapkan bahwa selama ini bentor dianggap sebagai sampah. Puncaknya, lanjut Kelik, adalah razia yang digelar polisi. Menurut dia, seharusnya pemerintah memerhatikan nasib para pengemudi bentor.

Berdasarkan data, saat ini ada 18 bentor yang disita oleh Polres Bantul karena dinilai melanggar aturan lalu lintas. Padahal mereka memiliki surat-surat lengkap dan menggunakan helm.

"Mereka sudah dua minggu menganggur gara-gara bentor dibawa petugas. Apa lalu demi hidup kami harus berbuat kriminal, jika kerja yang halal tidak boleh," ungkap Kelik.

Selama ini, lanjutnya, bentor merupakan satu-satunya tulang punggung untuk memenuhi kebutuhan hidup. Istri dan anak tergantung dari penghasilan mereka dari menarik bentor. Oleh karena itu, pemerintah harus memerhatikan nasib para penarik bentor dengan memberikan izin operasi.

"Bentor, sumber kehidupan untuk menafkahi keluarga. Istri dan anak tergantung dari hasil ini," tandasnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Advokasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta, Wahyudin, mengatakan, dari aspek peraturan, pelarangan bentor diatur dalam Surat Edaran Gubernur DIY. Namun, sampai saat ini, belum ada undang-undang yang mengatur sehingga tidak ada alasan bentor ditilang karena tidak masuk dalam undang-undang lalu lintas.

"Bentor ini satu-satu harapan mereka untuk makan. Sulit jika dilarang mereka kebanyakan tidak punya skill untuk membuka peluang usaha lain," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com