Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Proses Identifikasi Jasad Korban yang Sudah Busuk

Kompas.com - 15/12/2014, 11:35 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


BANJARNEGARA, KOMPAS.com
 — Banyaknya korban jiwa terkait bencana longsor di Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, membuat tim gabungan bekerja keras, baik untuk mencari para korban lain yang masih tertimbun material longsor maupun untuk mengidentifikasi jasad korban yang sudah berhasil ditemukan.
 
Dua hari belakangan, tim gabungan berhasil mengangkat satu per satu korban dari dalam tanah. Identitas para korban seusai ditemukan ada yang bisa dikenali, ada pula yang sulit untuk dikenali karena kondisi tubuh yang sudah rusak.  
 
Proses mengidentifikasi jenazah tidaklah mudah. Tugas ini dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) dan Laboratorium Forensik. Dalam bencana longsor Banjarnegara, tim gabungan ini berasal dari Polda Jawa Tengah dan Polres Banyumas.
 
Tim bekerja sama dengan tim lain sejak operasi pencarian para korban dibuka. Unit DVI didirikan dengan bantuan sebuah tenda di posko utama evakuasi yang berada di Desa Sampang.  
 
Menurut Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Jateng Komisaris Besar Polisi Rini Muliawati, posko DVI dibangun dengan menyesuaikan kerja operasi SAR.
 
"Kalau dibubarkan nanti sesuai SAR, tinggal nanti batas operasi pencarian SAR," kata dia, Senin (15/12/2014).
 
Untuk mengungkap identitas jenazah, DVI dibagi dalam dua pos, yakni Pos Mortem dan Pos Ante Mortem. Kedua pos itu mempunyai tugas yang berbeda untuk mengurus jenazah yang telah ditemukan.
 
Di Pos Mortem, tim mengidentifikasi jasad yang sudah mati, mulai dari pencatatan soal rambut, tinggi badan, ciri fisik, luka, dan pemeriksaan lainnya. Sementara itu, pada bagian Pos Ante Mortem, tim mengidentifikasi kondisi jenazah sebelum mati, misalnya mengetahui umur dan hal teknis lain. Pihak keluarga yang kehilangan keluarga diwawancarai di pos ini.
 
Jenazah yang membusuk, lanjut Rini, masih tetap bisa diidentifikasi ketika masih ada jasadnya. Jika tidak ada warga yang mengenali, langkah terakhir yang dilakukan tes DNA.
 
Setelah selesai, dua data dari berbagai pos digabungkan. Jika ada kecocokan antara dua data dimaksud, jasad akan diserahkan ke pihak keluarga atau ahli waris. Sebelum diserahkan, jenazah sudah harus dibersihkan terdahulu sebelum siap untuk dikuburkan.
 
"Operasi ini tidak terlalu susah karena TKP tertutup satu dusun, beda dengan TKP terbuka," paparnya.
 
Hasilnya sementara ini mencengangkan, dari 39 korban yang telah ditemukan, hanya satu yang diklaim belum berhasil diidentifikasi jenazahnya. Menurut dia, sementara ini yang sulit diidentifikasi adalah korban yang sedang melintas di jalan raya.
 
"Hanya satu jenazah Mr X laki-laki itu saja yang belum teridentifikasi. Kalau korban yang tinggal di dusun sebagian besar sudah ada datanya, tinggal nanti mencocokkan datanya," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com