Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingat Ternak, Perempuan Paruh Baya Ini Nekat Terobos Jalur Longsor

Kompas.com - 03/11/2014, 21:50 WIB
Kontributor Banda Aceh, Daspriani Y Zamzami

Penulis

ACEH BESAR, KOMPAS.com – Nurjannah (56) terlihat sangat berhati-hati saat melangkah di tumpukan lumpur. Tergelincir sedikit saja, ia bisa jatuh ke jurang di bawahnya. Hujan yang menguyur sejak Senin (3/11/2014) pagi, membuat jalur itu kian licin.

“Tadi diantar dengan sepeda motor dari Lhoong, tapi di sini jalannya terputus, sepeda motor tidak bisa melintas. Jadi saya memutuskan untuk berjalan kaki saja,” kata Nurjannah, saat akan melintas di depan sebuah eskavator, Senin.

Nurjannah memang nekat ingin menempuh jarak sekitar 30 kilometer dengan berjalan kaki, hanya karena ingat beberapa ekor ternaknya di rumah yang sudah ia tinggal pergi hampir sepekan ini. Pekan lalu, ia pergi ke Desa Krueng Kala, Kecamatan Lhoong --desa kelahiran sang suami-- untuk menghadiri kenduri (upacara selamatan) yang diadakan oleh keluarga suaminya. Namun karena hujan terus mengguyur, upacara selamatan pun tidak berjalan lancar, bahkan sebagian ada yang gagal.

“Kediaman kami sendiri di Lhoknga, tapi saat itu suami saya tinggal sementara di Desa Kreung Kala, karena ia akan memanen padi di sawah,” katanya.

Kemudian bencana itu pun datang. Sabtu malam, sungai meluap dan menyebabkan banjir parah akibat diguyur hujan yang tiada henti.

“Bahkan rumah adik ipar saya rusak berat diterjang air. Untungnya semua selamat dan tidak ada korban jiwa,” katanya.

Senin pagi, Nurjannah memutuskan untuk kembali ke rumahnya di Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar.

“Saya memutuskan untuk kembali ke rumah, sementara suami saya tinggal dulu di kampungnya di Lhoong. Saya pulang karena ingat beberapa ekor ternak saya, itik, ayam dan kambing tidak ada yang urus,” ujar perempuan paruh baya ini.

Ditemani seorang keponakannya, Nurjannah pun memutuskan untuk kembali ke Lhoknga walau jalur lintas yang melewati Gunung Paro tertutup longsor dan ambles.

“Tidak apa, saya jalan kaki saja. Walau jauh, pelan-pelan saja, kalau ada tumpangan saya akan menumpang,” ujarnya nekat.

Kecamatan Lhoong sendiri adalah salah satu dari daerah yang dilanda banjir. Bahkan daerah ini sempat terisolasi akiabt dua gunung di lintasan kawasan ini mengalami longsor dan ambles.

Kepala Dinas Bina Marga, Anwar Ishak mengatakan, longsor dan ambles terjadi di Gunung Paro yang merupakan jalan negara melewati Kecamatan Lhoong menuju arah barat Aceh. Selain itu, longsor melanda jalan negara di kawasan Gunung Geurutee.

“Jadi warga di Kecamatan Lhoong ini tidak bisa kemana-mana, mau ke Banda Aceh enggak bisa, mau ke arah barat yaitu ke Calang dan Meulaboh juga tidak bisa," katanya.

Dinas Bina Marga memprioritaskan pembersihan jalur longsor agar bisa dilewati warga kendati masih bersifat darurat.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com