Pesan itu intinya menyebut Balitangkes telah melakukan serangkaian pemeriksaan sample spesimen kasus tersebut. Dalam pesan tersebut dikuatkan dengan bubuhan nama Prof dr Tjandra Yoga Aditama, selaku Kepala Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes.
Meski demikian, pihak RSUD Pelem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur tidak akan serta merta menghentikan perawatan, ataupun memperbolehkan GN (46), pasien yang diduga idap Ebola, pulang.
Wakil Direktur Pelayananan RSUD Pelem, dr.Sulistyono, mengaku tidak mau gegabah. Selain itu, kata dia, hingga saat ini pihak RS belum mendapatkan salinan hasil laboratorium tersebut. "Kalau kita sendiri belum berani menyebut secara vulgar negatif begitu," kata dr.Sulistyono, Senin (3/11/2014).
Sehingga, dia menambahkan, hingga saat ini GN masih mendapatkan perawatan seperti biasa dan masih dikarantina di ruang isolasi. Kondisi kesehatannya menunjukkan tren yang membaik dibanding saat pertama kali masuk Jum'at lalu.
Sebelumnya diberitakan, GN dirawat di RSUD Pelem setelah mengalami nyeri telan dan demam. Penanganan diperketat karena pasien tersebut baru pulang dari Liberia (salah satu negara endemis ebola) 26 Oktober lalu.
Hingga berita ini ditayangkan, Tjandra Yoga Aditama belum berhasil dimintai konfirmasi terkait pesan berantai di jejaring sosial tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.