Mereka melampiaskan kekecewaan atas tindakan sang Bupati dengan menyegel kantornya yang berada di Jalan Balai Kota, Kabupaten Buton. Mereka menyegel pagar utama pintu masuk ke kantor Bupati dengan menggunakan kertas karton.
Sebelum melakukan penyegelan, koordinator lapangan, Albert meminta kepada masyarakat untuk melakukan aksi demo dengan damai.
"Kita datang ke sini untuk damai. Jangan anarkis dan jangan terpancing. Kami hanya mendesak Kapolres untuk menangkap Bupati Buton, Umar Samiun yang telah melakukan tindakan premanisme," teriak Albert.
Seruan tersebut disambut gegap gempita oleh ratusan warga yang mendatangi kantor Bupati Buton. Bahkan, massa menyerukan agar Bupati Umar segera ditangkap.
"Tangkap Umar, tangkap Umarr, kami tidak butuh pemimpin preman," teriak para pendemo.
Tak hanya itu, para pengunjuk rasa juga memprotes para pegawai negeri sipil Buton yang sering tidak masuk kantor, sehingga pelayanan terhadap masyarakat menjadi terganggu.
Sementara itu Bupati Buton, Umar Samiun tidak berada di kantor. Informasi yang diperoleh, Bupati sedang berada di Samarinda.
Tak ditemui seorang pejabat Pemerintah Buton, massa kemudian membubarkan pada pukul 17.00 Wita.
Sementara itu, terlihat puluhan aparat keamanan dari Polri dan Polisi Pamong Praja berjaga-jaga di sekitar kantor bupati.
Diberitakan sebelumnya, Bupati Buton, Umar Samiun dilaporkan di Mapolresta Buton, Rabu (22/10/2014). Ia diduga telah memukul dua aktivis yang juga warga Kabupaten Buton, Zikir S (24) dan Muhammad Natsir (24). Keduanya kemudian melaporkan pemukulan tersebut ke Polresta Buton. [Selengkapnya baca: Dituding Pukul Dua Aktivis, Bupati Buton Dilaporkan ke Polisi]