"Sampai hari ini, total biaya sekitar 265 juta dengan anggaran terbanyak untuk obat-obatan dan tindakan medis," ujar Wahyu Hartono, Kepala Bidang Penunjang RSUD Blambangan Banyuwangi, Kamis (11/9/2014).
Sedangkan untuk pembayaran, keluarga pasien Sihatul menggunakan SPM atau Surat Pernyataan Miskin sejak dua bulan yang lalu.
"Dengan SPM, keluarga pasien Sihatul tidak perlu mengeluarkan biaya termasuk klaim biaya sebelum mempunyai SPM. Setiap bulan, SPM akan diperbaharui," tuturnya.
Dari biaya tersebut, pelayanan medis dari tim dokter tidak dimasukkan alias gratis.
"Biaya untuk pelayanan dokter ada. Sudah dipahami oleh para dokter yang merawat dan tetap akan memberikan perawatan yang terbaik untuk Sihatul," ungkapnya.
Sementara itu, Tukiman, orangtua Sihatul, mengaku ikhlas dengan kondisi anaknya, namun dia tetap berharap agar Sihatul kembali normal seperti sebelumnya.
Dia mengaku uang bantuan yang diterima sudah semakin menipis karena suami Sihatul tidak lagi bekerja untuk merawat istrinya. Otomatis beban keluarga di tanggung oleh ayah Sihatul.
"Sehari dapat uang sekitar 20 sampai 25 ribu rupiah. Ya gimana lagi nggak ada yang kerja. Uang bantuannya sudah hampir habis untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah anaknya Sihatul," katanya dengan suara pelan.
Dia juga mengaku pasrah jika seandainya Sihatul harus pulang ke rumah.
"Dia anak saya dan saya akan merawatnya bagaimanapun kondisinya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.