Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unibraw Wakili RI dalam Kongres Ahli Kontrol Dunia

Kompas.com - 28/08/2014, 12:12 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Yusuf Hendrawan, dosen Jurusan Keteknikan Pertanian (TEP) Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, menjadi satu-satunya delegasi dari Indonesia sebagai pemateri pada Kongres Dunia the 19th World Congress of The International Federation of Automatic Control (IFAC).

Ajang IFAC tersebut berlangsung pada 25-29 Agustus 2014, di Cape Town International Convention Centre (CTICC), Cape Town, Afrika Selatan. IFAC World Congress merupakan forum internasional, ajang ahli kontrol otomatis dari akademisi, pakar, peneliti, industri, ilmuwan maupun insinyur yang mengeksplorasi berbagai penelitian, inovasi, dan paten dalam bidang keilmuan dan teknologi kontrol otomatis.

Berdasarkan rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (28/8/2014), dalam IFAC itu, akan disajikan soal teknologi termutakhir para ilmuwan dunia, tentang teknik kontrol otomatis berbagai bidang dan cakupan keilmuan serta aplikasi kontrol terluas.

IFAC World Congress itu, akan dihadiri oleh para pakar dari 73 negara di dunia. IFAC World Congress 2014, juga akan mempresentasikan lebih dari 2.000 makalah ilmiah dengan jumlah penulis makalah lebih dari 6.500 orang.

Sementara itu, dalam IFAC World Congress 2014, Yusuf akan menyajikan makalah tentang beberapa aplikasi Intelligent Plant Factory. Yaitu, suatu sistem budidaya tanaman secara tertutup dengan teknologi kontrol lingkungan yang akurat. "Judulnya "Applications of Intelligent Machine Vision in Plant Factory".

"Saya menjelaskan dua aplikasi Intelligent Control. Yaitu, sistem irigasi cerdas (Intelligent irrigation system) dan sistem pencahayaan cerdas (Intelligent Lighting System)," kata pria yang sudah menekuni ilmu Plant Factory selama enam tahun di Jepang itu.

Adapun konsep sistem irigasi cerdas, kata Yusuf, merupakan penelitian yang sudah banyak dikembangkan aplikasinya oleh Yusuf, dan telah mendapatkan penghargaan dari dunia internasional. Di antaranya, Best Information and Electrical Technology Award, pada ajang American Society of Agricultural and Biological Engineers (ASABE) Annual Meeting di Louisville, Kentucky USA, serta Outstanding Contribution Award oleh Commission Internationale du Genie Rural (CIGR) pada ajang International Conference of Agricultural Engineering, di Valencia, Spanyol.

Selain itu, Yusuf juga akan menjelaskan tentang peran dan fungsi pertanian presisi dengan menerapkan teknologi kontrol dan teknologi informasi untuk meningkatkan produk pangan secara kuantitas maupun kualitas.

Intelligent Control berbasiskan metode Speaking Plant Approach (SPA), digunakan untuk mengetahui kebutuhan nyata dari tanaman. "Sehingga lingkungan tumbuh tanaman yang meliputi air, temperatur, cahaya, kelembaban, udara, nutrisi dan lain sebagainya, dapat dikontrol secara presisi sesuai yang kebutuhan tanaman dengan akurat," kata dia.

Dalam IFAC World Congress 2014 di Afrika Selatan tersebut, doktor Yusuf yang masih berusia 33 tahun itu, akan memaparkan tentang peranan teknologi Plant Factory serta pengembangan teknologinya di Indonesia, sebagai penyokong penyediaan sumber bahan pangan untuk sembilan miliar populasi di masa depan.

"Harapannya, pencapaian swasembada pangan yang berkualitas di Indonesia nantinya bisa melalui pengembangan teknologi Plant Factory. Selain itu, dengan keikutsertaan dalam IFAC World Congress, diharapkan dapat membuka jalan masuk para ahli-ahli kontrol otomatis Indonesia untuk berkiprah di dunia internasional," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com