Saat itu, massa dari Koalisi Mahasiswa Yogyakarta datang ke Bundaran UGM untuk menggelar deklarasi dukungan Prabowo-Hatta. Sementara, tak jauh dari Bundaran UGM pendukung Jokowi-JK juga sedang melakukan bedah visi misi pendidikan nasional di Wisma Kagama.
Penolakan pihak tim pemenangan Jokowi-JK dipicu aksi massa pendukung Prabowo, yang membagikan alat kampanye berupa tabloid dukungan Prabowo-Hatta bernama tabloid Gema Indonesia Raya. Padahal, hari ini merupakan jadwal kampanye terbuka Jokowi-JK.
"Acara deklarasi telah menyalahi kesepakatan bersama antara tim pendukung Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK pada Jumat (25/06/2014) lalu. Hari ini adalah jadwal kampanye terbuka Jokowi-JK," ujar Tim pemenangan Jokowi-JK, Esti Wijayati.
Melihat adanya kegiatan deklarasi di Bundaran UGM, tim pendukung Jokowi-JK segera menghubungi Panwaslu Sleman dan Bawaslu DIY agar datang ke lokasi untuk membubarkan acara. Sebab, acara itu dinilai telah melanggar peraturan dan berpotensi menimbulkan gesekan.
Namun, setelah satu jam menunggu, pihak Panwaslu Sleman dan Bawaslu DIY tidak juga tiba di lokasi. Massa Jokowi-JK lalu mendorong peserta deklarasi. Mahasiswa yang mengelar deklarasi lantas berlarian menuju ke kampus UGM.
"Saya menilai panwas tidak tegas dan cenderung takut karena tidak segera bergerak ketika ada kejadian seperti ini," tegas Esti.
Ketua BEM KM UGM 2014 Aditya Herwin Dwi Putra menyatakan, deklarasi puluhan mahasiswa bukan dari BEM KM UGM. "BEM Keluarga Mahasiswa (KM) UGM tetap pada posisi netral. Kami menyayangkan adanya nama UGM di dalam rilis deklarasi, itu telah merusak nama netralitas institusi pendidikan," tegas Aditya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.