Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Dinilai Tak Tegas Tindak Perusak Bangunan Milik Pendeta

Kompas.com - 01/06/2014, 20:17 WIB
Haris Firdaus

Penulis

Sumber KOMPAS

SLEMAN, KOMPAS.com -- Anggota DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, Esti Wijayanti, menilai, kepolisian tak tegas menindak pelaku perusakan bangunan milik pendeta di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (1/6/2014) siang.

Meskipun polisi berada di lokasi, mereka tak melakukan tindakan tegas agar perusakan itu tak terjadi.

“Seharusnya, ketika ada pelanggaran, aparat harus bertindak tegas. Setidaknya, polisi harus menghalangi agar tidak terjadi perusakan,” kata Esti di lokasi kejadian, Minggu sore.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang melihat langsung aksi perusakan itu mengaku sangat miris karena tindakan anarkistis itu ternyata tak bisa dicegah.

Seperti diberitakan, puluhan orang merusak sebuah bangunan di Dusun Pangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, yang dipakai sejumlah umat Kristen untuk menjalankan kebaktian. Bangunan itu milik seorang pendeta berinisial NL.

Esti menilai, dalam peristiwa itu, sikap aparat kepolisian kurang tegas sehingga perusakan tak bisa dihindari. Padahal, sebelum massa penyerang datang, puluhan polisi dan tentara sudah berjaga-jaga di sekitar lokasi.

“Setidaknya, polisi dan pemerintah daerah melakukan komunikasi agar kasus macam ini tak terjadi,” kata dia.

Setelah kasus itu terjadi, Esti berharap kepolisian melakukan penegakan hukum dengan menangkap pelaku penyerangan. Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Sleman juga dipersilakan menegakkan peraturan yang melarang rumah tinggal difungsikan sebagai tempat ibadah. “Tetap harus ada penegakan hukum terhadap pelaku perusakan,” tutur dia.

Kepala Kepolisian Resor Sleman Ajun Komisaris Besar Ihsan Amin menyatakan, pihaknya sebenarnya sudah menggelar mediasi agar masalah itu bisa diselesaikan. Dalam pengamanan, kepolisian mengutamakan keselamatan semua pihak. “Kita harapkan tidak ada yang 'bermain di air keruh' dalam masalah ini,” ujar dia.

Ihsan menambahkan, untuk menyelesaikan masalah itu, kepolisian akan mengutamakan musyawarah melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). “FKUB dan jajaran pemerintah nanti akan mencari solusi bersama yang menguntungkan semua pihak,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com