Massa yang berasal dari beberapa desa di wilayah Kecamatan Kepung dan Kecamatan Puncu itu mengaku saat ini sedang mengalami kesulitan perekonomian akibat bencana itu. Bahkan banyak dari petani yang dikejar-kejar penagih utang.
Oleh karena itu, mereka menagih janji yang pernah disampaikan gubernur dan bupati saat mengunjungi mereka tidak lama setelah erupsi terjadi. Saat itu, pemerintah menjanjikan beberapa bantuan, di antaranya adalah kebijakan perbankan bagi para petani, tetapi tidak ada realisasinya hingga kini.
"Kami hanya meminta hak kami sebagaimana kami diwajibkan membayar pajak," kata Burhanudin dalam orasinya di hadapan massa.
Massa menggelar aksinya dengan menggunakan seperangkat pengeras suara ukuran besar yang harus diangkut menggunakan kendaraan bak terbuka. Selain itu, mereka juga membawa berbagai macam poster yang berisi tuntutan mereka. Aksi tersebut mendapatkan pengawalan ketat dari puluhan personel kepolisian dan Satpol PP.
Sementara itu, Wakil Bupati Kediri, Masykuri Iksan, mengatakan, pemerintah kabupaten akan menyampaikan aspirasi warga untuk mendapatkan keringanan atau penghapusan utang bank itu ke pemerintah pusat.
"Kami akan berjuang mencari celah atas aspirasi panjenengan ke Jakarta. Keputusannya tetap ada di pusat," katanya di hadapan massa.
Masykuri menambahkan, pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan otoritas perbankan setempat, seperti Bank Indonesia Kediri, serta Otoritas Jasa Keuangan di Kediri.
"Kami mohon doa restu bapak-bapak sekalian," tandasnya.
Dalam aksi yang mendapat pengawalan ketat kepolisian itu, warga berorasi dan membawa berbagai poster berisi aspirasi. Setelah mendapat dukungan dari pemerintah daerah, massa kemudian membubarkan diri dan pulang dengan menggunakan truk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.