Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unpati Babak Belur Dianiaya Anggota TNI

Kompas.com - 18/02/2014, 14:41 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Seorang dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pattimura, Ambon, Hengky Pattimukay (43) babak belur dianiaya anggota TNI dari kesatuan 734 Kodam XVI Pattimura, Prada Frento Reawaruw.

Penganiayaan terhadap Hengky terjadi di Desa Waay, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Minggu (16/2/2014).

Akibat penganiayaan itu, Hengky menderita luka di mata dan memar di wajahnya. Mulut Hengky juga mengeluarkan darah segar.

Menurut Hengky, penganiayaan terjadi saat dia dan seorang rekannya mengunjungi desa tersebut. Saat itu keduanya sedang membeli minuman kaleng di sebuah kios dan duduk tak jauh dari ayah pelaku. Tak lama setelah itu, datang Frento dan langsung mengambil minuman Hengky.

“Kami tidak bereaksi saat dia (pelaku) mengambil minuman dan meminumnya. Dalam hitungan detik dia lalu menyerang dan memukuli dan menginjak saya dalam posisi yang tidak menguntungkan,” kata Hengky kepada wartawan.

Beberapa orang warga yang hendak melerai aksi tersebut bahkan diancam dengan parang oleh ayah pelaku.

Pelaku baru menghentikan perbuatannya itu setelah sejumlah warga desa mendatangi lokasi kejadian. Setelah insiden itu, Hengky yang mengalami luka parah dibawa ke Rumah Sakit dr Latumeten. Setelah mendapat perawatan, Hengky melaporkan kejadian itu ke Pomdam Pattimura.

Kepala Penerangan Kodam XVI Pattimura, Kolonel (inf) Slamet Musafak di ruang kerjanya Selasa (18/2/2014) siang membenarkan adanya insiden tersebut. Namun dia mengaku belum mengetahui detail persoalan yang terjadi.

“Benar ada pemukulan dosen Unpati oleh oknum TNI di Waay, tapi saya belum tahu penyebabnya. Saya baru saja dapat info ini,” kata Slamet.

Dia juga mengaku jika anggota TNI tersebut saat ini telah diproses di Pmdam XVI Pattimura. ”Dia sudah diperiksa di Pomdam tapi sekali lagi soal penyebabnya saya belum tahu nanti bisa konfirmasi ke Podam,” ujar Slamet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com