Bambang Dwi Prasetyo, ahli komunikasi politik dari Universitas Brawijaya Malang, Selasa (18/2/2014), menegaskan, kunjungan Presiden ke Malang bukan atas nama partai, melainkan terkait tugas kenegaraan. Presiden bakal menemui korban erupsi Gunung Kelud di pengungsian, di Kota Batu dan Pujo, Kabupaten Malang.
Saat ini, di sepanjang jalan di Kota Malang hingga Kota Batu, menjamur bendera Partai Demokrat, mulai dari yang berukuran kecil hingga besar.
"Itu adalah sikap nepotisme sistem. Hanya politik simbol tidak berbasis kinerja. Seharusnya tidak demikian. Bendera merah putih malah tak dipasang," kata Bambang lagi.
Tujuan pemasangan bendera Partai Demokrat tersebut memang sudah lumrah dilakukan partai politik, terlebih menjelang pemilu.
"Bendera itu dipasang di jalanan, untuk menunjukkan bahwa pemimpinnya sangat peduli pada korban bencana," kata Bambang. "Hal itu (juga) sebagai simbol memberitahukan pada rakyat, jika pemimpinnya dari Partai Demokrat," sambung Bambang.
Namun, Bambang tetap menilai, apa yang dilakukan Partai Demokrat tidak etis. Partai Demokrat hanya mau mencari pengakuan semata pada rakyat.
"Hanya pencitraan publik karena bukan acara Kongres Partai Demokrat. Jika kongres, tidak masalah. Persoalannya, kunjungan kenegaraan bukan atas nama partai," kata dia lagi.
Seharusnya, pihak terkait yang melihat menjamurnya bendera Partai Demokrat itu bersikap tegas. "Bendera merah putih yang dipasang, bukan malah bendera partai. Ya, inilah kondisi partai politik di Indonesia, yang hanya membangun pencitraan, bukan berbasis kinerja," kata dia lagi.
Sementara itu, Presiden bakal ke Malang untuk mengunjungi pengungsi korban abu vulkanik letusan Kelud yang ada di GOR Ganesha, Kota Batu, dan Kecamatan Pujo, Kabupaten Malang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.