Kabid Humas Polda Jatim Kombes Awi Setiyono mengatakan, menurut hasil pemeriksaan saksi pada hari keempat pelaksanaan Kemah Bakti Desa (KBD), Fikri mengaku tidak kuat lagi berjalan. Lalu panitia mencoba memboncengnya dengan motor.
"Karena kondisi jalanan yang menanjak, motor tidak kuat melaju, akhirnya korban turun dan terpaksa berjalan kaki," katanya, Jumat (13/12/2013).
Saat memaksakan diri untuk berjalan, lalu korban terjatuh dan tidak sadarkan diri. "Saksi sempat mendengar suara dengkuran keras dari korban saat terjatuh. Meski sempat dibawa ke puskesmas, namun korban akhirnya meninggal dunia," tambah Awi.
Keterangan saksi itu, kata Awi, akan dicocokkan dengan hasil otopsi. Karena itu, pihaknya berharap keluarga Fikri berkenan memberikan izin agar jasad Fikri dibongkar untuk dilakukan otopsi.
Jika tidak ada otopsi, polisi mengaku kesulitan untuk membuktikan secara medis. Sebelumnya, keluarga Fikri secara tertulis menyatakan tidak berkenan jika jasad Fikri diotopsi.
Sementara dugaan kuat yang beredar, Fikri tewas karena kekerasan yang dilakukan panitia KBD di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Oktober lalu. Sejumlah saksi juga mengaku memperoleh perlakuan yang tidak manusiawi dari panitia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.