Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Fikri, Polisi Belum Pastikan Keaslian Foto Ospek

Kompas.com - 12/12/2013, 18:39 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus kematian Fikri Dolasmantya Surya menjadi perhatian publik setelah berbagai foto aktivitas yang terjadi saat ospek beredar di berbagai media sosial. Beberapa foto menunjukkan terjadi tindakan kekerasan dan tidak wajar.

Belum dipastikan apakah foto-foto yang beredar tersebut benar terjadi pada acara ospek mahasiswa Jurusan Planologi Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, tempat Fikri menempuh pendidikan.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, pihaknya masih menganalisis gambar tersebut. Dengan demikian, belum dapat dipastikan apakah foto yang beredar tersebut merupakan foto kegiatan ospek yang dilakukan ITN Malang.

"Sementara ini hasil penyelidikan belum berkaitan langsung dengan kejadian," kata Boy di Markas Besar Polri, Kamis (12/12/2013).

Guna memastikan keaslian foto tersebut, Boy mengatakan, penyelidik perlu mendengarkan keterangan dari sejumlah pihak yang terdapat di dalam foto, termasuk juga mendengarkan keterangan dari pihak kampus ITN.

Hingga saat ini, Boy menambahkan, penyelidik masih belum dapat memastikan penyebab  kematian Fikri. Pasalnya, ketika Fikri meninggal dunia, pihak keluarga tidak memperbolehkan petugas melakukan visum et repertum secara menyeluruh terhadap jasad Fikri.

Namun, menurut keterangan panitia ospek, Fikri meninggal dunia karena sakit dan dari mulutnya keluar busa.

Jenderal bintang satu itu mengatakan, jika diperlukan, tim ahli medis dapat melakukan otopsi terhadap jenazah Fikri yang telah dimakamkan. Otopsi dilakukan guna menggali fakta baru atas kasus yang terjadi.

Kemudian, dari hasil otopsi tersebut petugas akan mengonfirmasi keterangan dari pihak kampus ITN. "Belum bisa menyimpulkan sebab-sebab kematian. Dari tim ahli medis kedokteran forensik bisa melakukan analisis selanjutnya," ujarnya.

Atas kasus ini, pihak kampus telah menjatuhkan sanksi kepada 110 mahasiswa panitia Kemah Bakti Desa sesuai porsi kesalahannya. Ada empat jenis hukuman yang diberikan, yaitu skors dua semester, skors satu semester, pembatalan mata kuliah, dan surat peringatan (SP).

Selain memberi sanksi kepada panitia dari kalangan mahasiswa, pihak kampus juga memberhentikan dari jabatan Ketua Jurusan Planologi ITN Ibnu Sasongko dan Sekretarisnya Arief Setiyawan. Keduanya dinilai lalai dalam mengawasi panitia KBD sehingga menewaskan seorang mahasiswa baru asal Mataram itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com