Para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi itu secara bergiliran berorasi dan membacakan puisi untuk almarhum Fikri. "Fikri.....!! Belum mati!" ucap seorang mahasiswa saat membacakan puisi di depan lilin yang mengelilingi foto Fikri.
Salah seorang mahasiswa, Farid Ramdhani mengatakan, aksi menyalakan lilin kedilan itu bertujuan agar rakyat Indonesia peduli terhadap kasus meninggalnya Fikri yang dinilai tidak wajar dan karena tindakan kekerasan yang dilakukan panitia Ospek ITN Malang.
"Malam renungan ini buat Fikri sebagai bentuk keprihatinanan para mahasiswa asal Mataram dan mahasiswa UB serta kampus lain di Malang," kata mahasiswa yang juga Koordinator Aliansi Mahasiswa Anti Kekerasan (AMAK) itu.
Selain untuk Fikri, lanjut Farid, renungan malam ini juga sebagai bentuk penyadaran mahasiswa bahwa kekerasan bukan masalah lokal di Malang, tetapi bisa terjadi dimana saja. "Dari itu, mahasiswa harus sadar dan bersama-sama bergerak menuntut keadilan untuk Fikri. Sekali lagi, masalah Fikri bukan hanya masalah mahasiswa di Malang, tetapi mahasiswa secara nasional," katanya.
Fikri itu, tambahnya, jauh-jauh menimba ilmu ke Malang. Sampai di Malang, malah meninggal akibat kekerasan yang dilakukan oleh seniornya. "Tak ada orang yang berhak menindas manusia, kecuali tuhan," katanya.
Terakhir Farid berharap, mahasiswa lainnya di Malang dan di Indonesia pada umumnya, jangan hanya berdiam diri melihat kekerasan yang menimpa Fikri hingga meninggal dunia. "Mari kita cari keadilan untuk Fikri dan untuk mahasiswa semua," ajaknya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.