Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arie Kriting: Saat Saya Jadi Panitia Ospek ITN, Tak Ada Kekerasan

Kompas.com - 09/12/2013, 19:41 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Kasus kematian Rifki Fikri Dolasmantya Surya, mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, mengundang komentar dari komedian stand up comedy yang juga mahasiswa di institut tersebut, Arie Kriting. Komedian yang kerap muncul di Kompas TV inimengaku selama lima tahun menjadi petugas keamanan Kemah Bakti Desa, tak pernah ada kekerasan fisik yang menimpa mahasiswa baru.

"Tak pernah ada kekerasan fisik. Menyentuh kulit saja kita tak pernah," jelasnya kepada Kompas.com, yang ditemui wartawan di ITN Malang, Senin (9/12/2013).

Fikri Dolasmantya Surya meninggal diduga akibat disiksa oleh oknum fendem (panitia keamanan ospek) Kemah Bakti Desa (KBD) yang berlangsung pada 9-13 Oktober 2013 lalu. Menurut rekannya, Lalu Mustaqim, mahasiswa baru asal Mataram, Lombok, NTB itu disiksa karena berupaya untuk melindungi para mahasiswa lain yang mengikuti ospek.

Namun menurut Arie Kriting, kegiatan Ospek Kemah Bakti Desa adalah bersifat sosial membantu masyarakat, tidak ada kekerasan fisik.

"Selama ini, kegiatan dilakukan untuk mengenalkan jurusan planologi. Serta melakukan kegiatan sosial di beberapa desa seperti mengecat tempat ibadah, membersihkan permukiman warga dan kegiatan positif lainnya," katanya.

Katanya, tindakan pihak keamanan (panitia) memang tidak pernah melakukan sikut menyikut, apalagi memukul mahasiswa baru. "Saat saya jadi panitia, tidak adan tindakan seperti itu," katanya.

Apakah Arie saat itu terlibat sebagai petugas keamanan BKD di Goa China, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang? "Saya tidak terlibat. Karena, saya sibuk menyelesaikan tugas akhir dan mengikuti tour stand up comedy yang diselenggarakan Kompas TV," katanya.

Kasus kematian Fikri Dolasmantya Surya mulai mencuat karena ramai dibicarakan di media sosial. Beberapa foto perlakuan kekerasan juga diunggah melalui media sosial. Arie mengaku tidak percaya kebenaran foto itu.

"Soal foto di media sosial itu tak bisa dipertanggungjawabkan. Karena, siapa saja bisa mengunggah informasi," katanya.

Namun sebelumnya, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Jawa Timur, mengakui dalam ospek yang diikuti mahasiswa baru telah terjadi tindak kekerasan seksual. Hal itu terlihat dari beberapa foto yang beredar di media sosial dan pengakuan para saksi.

"Kalau dilihat dari foto-foto yang beredar di media sosial, dan pengakuan para saksi, memang ada kekerasan yang mengarah seksual saat ospek berlangsung. Tapi, yang banyak tahu pihak jurusan, yang bersentuhan langsung dengan kegiatan itu," kata Wakil Rektor I Wayan Mundra ditemui wartawan seusai menemui para pedemo di depan pintu masuk ITN, Senin (9/12/2013).

Namun, Wayan mengaku, pihaknya hingga kini masih belum melihat secara jelas semua foto yang beredar di media sosial. "Tapi, kita sudah menjatuhkan sanksi kepada puluhan mahasiswa yang jadi panitia ospek," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com