Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkeswan Provinsi Bengkulu, Noviyeni menjelaskan, dana dari APBD Provinsi Bengkulu pemerintah dapat membeli vaksin sebanyak 9.000 vaksin. Sementara, dana APBN sebanyak 48.000 dan 14.000 dari APBD Kabupaten dan Kota.
Terkait, dengan kurangan tersebut, dia berharap Pemerintah Kabupaten dan Kota dapat memasukkan anggaran vaksinasi HPR pada 2014 mendatang. Tujuannya, agar vaksinasi terhadap HPR dapat terpenuhi.
"Kita masih banyak mengalami kekurangan vaksinasi dari populasi Hewan Penular Rabies. Sebab saat ini baru ada 106.016 vaksinasi dan kekurangn vaksnasi itu mencapai 35.000 vaksinasi," kata Noviyeni, ketika menggelar acara gerakan vaksinasi rabies, Kamis (24/10/2013).
Sejak 2011 terdapat delapan kasus kematian yang disebabkan oleh rabies akibat digigit anjing, monyet dan kucing, dari Kabupaten Rejang Lebong, Mukomuko, Kota Bengkulu dan Bengkulu Selatan.
Selanjutnya, pada 2012 kasus kematian yang disebabkan hewan rabies sebanyak dua orang yang berasal dari Kabupaten Bengkulu Selatan dan pada 2013 kasus kematian akibat hewan rabies tidak ada sama sekali.
Noviyeni menambahkan, data dari Disnakkeswan Provinsi Bengkulu juga mencatat angka warga yang digigit hewan rabies terhitung sejak 2010 hingga 2013 ada 51 kasus yang digigit Hewan Penular Rabies (HPR). Dengan rincian, 2013 ada lima kasus, 2012 terdapat sembilan kasus, 2011 ada 10 kasus dan 2010 terdapat 27 kasus.
Selain itu, lanjut dia, untuk populasi HPR di Provinsi Bengkulu terdapat 151.452 HPR. Dari angka tersebut, 90 persen hewan jenis anjing, sisanya kera dan kucing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.