Mereka mengikuti lomba "nginang" atau mengunyah sirih di Festival Desa Adat Kemiren Banyuwangi Jawa Timur.
Puluhan nenek berusia diatas 60 tahun itu beradu ketangkasan meracik ramuan tembakau, sirih, kapur, gambir dan pinang lalu digosokkan ke gigi dan gusi masing-masing.
Ketua panitia Mastuki mengungkapkan, ada beberapa hal yang dinilai yaitu kelengkapan peralatan nginang, busana, tata cara menginang dan dialog sesama peserta melalui wangsalan atau berpantun ala Using.
"Wangsalan atau pantun khas Using ini masuk dalam penilaian karena juga bagian dari tradisi asli masyarakat Using di Desa ada Kemiren," ujar Mastuki.
Mbah Marhani, salah satu peserta lomba nginang bercerita jika nginang membuat gigi kuat "Perempuan yang nginang itu tandanya sudah menikah, kalau belum menikah tidak bileh nginang," jelasnya.
Festval Kemiren merupakan rangkaian acara bersih desa yang dilakukan pada minggu pertama di bulan Dzulhijjah penanggalan Islam dengan tujuan keselamatan dan keberkahan untuk seluruh desa.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.