Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babi Rusa Beruntung Punya Hutan Nantu

Kompas.com - 16/07/2013, 13:24 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

Jika babi hutan biasanya mencari makan dengan menyuruk tanah, babi rusa malah memakan buah-buahan dan bahkan membelah kayu mati untuk mencari larva lebah.

"Salah satu makanan favorit babi rusa di Nantu adalah buah pangi. Padahal buah pangi beracun. Untuk menetralisasi racun di tubuhnya itu, babi rusa lalu menjilati mineral yang ada di Adudu," ujar James.

Babi rusa termasuk hewan omnivora. Betinanya hanya melahirkan sekali dalam setahun dengan jumlah bayi paling banyak dua ekor. Hewan ini bisa mencapai usia sekitar 24 tahun.

Yang paling unik dari babi rusa adalah jenis jantannya. Jantan dewasa babi rusa mempunyai sepasang taring tajam yang muncul dari moncong dan sepasang lainnya keluar dari hidung lalu melengkung hingga mata.

Studi paling lengkap mengenai babi rusa selama ini adalah hasil penelitian Lynn yang dilakukannya bertahun-tahun. Menurut catatannya, babi rusa tersebar di seluruh Sulawesi bagian utara, tengah, dan tenggara.

Wilayah yang diduga masih menjadi habitat babi rusa antara lain Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (Sulawesi Utara-Gorontalo), Cagar Alam Panua (Sulawesi Utara), dan Suaka Marga Satwa Nantu (Gorontalo). Di beberapa lokasi seperti di Cagar Alam Tangkoko dan di Suaka Margasatwa Manembo-nembo (Sulawesi Utara) keberadaan babi rusa dianggap sudah punah.

Oleh karena itu, di hutan Nantu, babi rusa seolah mendapat rumah tinggalnya. Tingkat keterancamannya yang tinggi ini membuat IUCN memasukkan babi rusa dalam satwa endemis kategori konservasi vulnerable (rentan) sejak 1986. Demikian pula, CITES memasukan babi rusa dalam daftar Apendiks I yang berarti tidak boleh diburu dan diperdagangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com