Salin Artikel

Menikmati Bakso Balungan Mak Jah, Kuliner Legendaris yang Jadi Buruan Warga Demak

Konon warung Mak Jah sudah ada sejak tahun 1980 di Desa Tempuran, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak. Orang-orang juga biasa menyebut Bakso Tempuran.

Sajian Bakso Tempuran ini hanya berisi dua biji bakso ukuran mini. Lalu ditambah potongan tulang sapi dan kerbau dengan daging yang tebal-tebal, lengkap irisan sawi, taburan bawang goreng, dan daun seledri yang menggugah selera.

Dalam setiap gigitnya, daging terasa empuk dan menggoyang lidah. Kuah Bakso Mak Jah sangat kental dan aroma rempah-rempah yang meresap hingga ke tulang.

Berbeda dengan yang lain, bakso balungan ini tidak menyertakan mi. Namun pelanggan bisa memesan nasi atau lontong sebagai pelengkap.

Tawaran rasa yang bikin nagih membuat bakso yang berada di pedesaan ini selalu menjadi buruan pecinta kuliner dari berbagai daerah.

Warung Mak Jah hanya berukuran sekitar 2,5 x 3 meter persegi dengan 2 kursi kayu yang cukup diduduki 9 orang. Meski begitu memiliki ratusan pelanggan setiap harinya.

Selain itu, bagi yang pertama berkunjung memang cukup sulit untuk menemukan warung Mak Jah. Pasalnya, tanpa papan petunjuk arah dan harus melewati jalan-jalan sempit tengah perkampungan. 

Mak Jah hanya memasang banner ukuran 1x0,5 meter di dinding kayu warung yang bertuliskan "Bakso Balungan Tempuran Demak".

Apabila tempat penuh, puluhan pelanggan rela antre untuk dapat giliran tempat duduk demi menikmati semangkuk Bakso Tempuran.

Sekar (26) warga asal Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, menunggu pesanan sejak 30 menit lalu.

Dia mengaku beruntung masih ada tempat duduk di teras rumah yang cukup untuk dua orang bersama temannya meski harus berdesakan.

"Tadi sudah bingung parkirnya, lihat ini kosong langsung cepat-cepat," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (16/4/2024).

Sekara mengaku sudah tiga kali datang ke warung bakso Mak Jah usai silaturahmi di rumah saudara momentum Lebaran.

Kata dia, awalnya memang kesulitan mencari Bakso Tempuran. Namun sekali mencicipi akan menjadi langganan karena rasa yang enak.

"Iya sulit (cari tempat), kampung gini. Tapi rasanya ngangenin. Demak cuma ini," tukasnya.

Bakso balungan Mak Jah setiap harinya buka pukul sekitar pukul 10.00 WIB - 17.00 WIB. Namun jam buka bisa mundur apabila stok habis lebih awal. Setiap mangkok dihargai Rp 30.000-an.

Irma (33), anak dari Mak Jah enggan menyebutkan berapa porsi setiap harinya yang laku terjual. Namun apabila pelanggan ramai, lebih dari 500 kilogram (kg) tulang habis.

"Tidak menghitung, Alhamdulillah, banyak rombongan ada Semarang, Yogyakarta, Kudus. Pas ramai di atas 500 (kg) bisa ambil lagi," terangnya.

Kata Irma, yang menjadi daya tarik bakso ini terletak pada kuah hasil racikan ibunya. Dalam proses memasak, bumbu-bumbu rempah direbus lama dengan tulang hingga mengental.

"Tidak tahu ya, tapi kata orang begitu kuahnya beda. Masakan ibu (dagingnya) juga empuk," tukasnya.

Pada momentum Lebaran, pengunjung meningkat dua kali lipat. Bahkan ia yang dibantu lebih dari tiga pelayan mengaku kerepotan.

"Ada yang tidak kebagian kasihan, bagaimana lagi tempatnya memang di kampung seperti ini," tukasnya.

https://regional.kompas.com/read/2024/04/17/171214178/menikmati-bakso-balungan-mak-jah-kuliner-legendaris-yang-jadi-buruan-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke