Salin Artikel

Pisang Sumbang Inflasi di NTT, Ini Penyebabnya

Informasi itu disampaikan Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT Agus Sistyo Widjajati kepada sejumlah wartawan di Kupang, Senin (8/4/2024).

Padahal, kata Agus, secara historis pisang bukan merupakan komoditas utama penyumbang inflasi di Provinsi NTT.

"Kondisi ini diakibatkan oleh hama dan penyakit layu darah pisang yang terjadi di daratan Flores dan Sumba yang mengganggu produktivitas," ungkap Agus.

Agus mengatakan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT mencatat, 70 persen petani pisang di wilayah Flores dan Sumba terdampak serangan tersebut.

Selanjutnya sinergi dan kolaborasi Pemerintah Daerah dan Bank Indonesia akan tetap terus ditingkatkan dalam menjaga inflasi.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT bersama TPID NTT, dan perbankan melanjutkan menggelar pasar murah dengan QRIS di Soe, Kota Kupang, dan Maumere untuk mendukung ketahanan pangan serta kesehatan masyarakat.

Komoditas beras menjadi fokus utama, di samping minyak goreng, gula pasir, serta susu dan telur ayam ras sebagai sumber protein.

Selain pelaksanaan pasar murah untuk pengendalian inflasi jangka pendek, Bank Indonesia juga mendorong pengendalian inflasi jangka panjang melalui Teknokreasi Competition.

Kompetisi ini bertujuan mendorong kaum milenial berpartisipasi dalam mengembangkan ide bisnis inovatif pada sektor yang menjadi sumber daya alam potensial di Provinsi NTT.

Dia menjelaskan, Provinsi NTT mengalami deflasi sebesar -0,14% (mtm) atau 1,92% (yoy) berdasarkan rilis Berita Resmi Statistik BPS Provinsi NTT Maret 2024.

Level inflasi ini terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1 persen.

Deflasi ini, lanjut Agus, disebabkan oleh penurunan harga sejumlah komoditas seperti ikan tembang, tomat, angkutan udara, daging babi, dan daging ayam ras.

Secara spasial, deflasi terdalam terjadi di Kabupaten TTS yang mencapai -1,47 persen (mtm), sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Waingapu sebesar 0,52 persen (mtm).

Meskipun mengalami deflasi, inflasi beras dan pisang patut mendapat perhatian khusus.

Beras tercatat memberikan andil inflasi sebesar 0,23 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,16 persen (mtm).

Inflasi beras tercatat masih dialami seluruh Kota IHK di Provinsi NTT.

Kondisi ini sejalan dengan fenomena yang terjadi secara nasional sebagai dampak dari El Nino di mana pemenuhan kebutuhan beras dari NTT masih bergantung pada daerah sentra lainnya, seperti Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Di daerah sentra tersebut beras masih tercatat inflasi dengan andil 0,85 persen dan 0,17 persen.

https://regional.kompas.com/read/2024/04/08/125051578/pisang-sumbang-inflasi-di-ntt-ini-penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke