Salin Artikel

Saat 68 Kotak Suara di Bima Dibakar Massa yang Kecewa Hasil Perolehan Suara...

Tindakan mereka diduga lantaran kecewa dengan perolehan suara calon anggota legislatif (caleg) lokal yang berasal dari Kecamatan Parado yang tak sesuai harapan.

Kesaksian warga

Seorang warga Desa Parado Rato berinisial ABD memberikan kesaksiannya. Menurut ABD, yang meminta namanya diinisialkan, massa mendatangi TPS sekitar pukul 23.00 Wita.

"Ada sekelompok orang tidak dikenal datang menyerbu seluruh TPS, mulai dari Desa Parado Wane, terus ke Parado Kuta, Kanca, sampai di pelosok Lere," kata ABD saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (15/2/2024).

Dia mengatakan, massa yang datang membawa senjata tajam. ABD menyaksikan langsung orang-orang tersebut membakar kotak suara di TPS Desa Parado Rato.

"Saya melihat dari kejauhan saja, tidak berani mendekat karena orang keluar pakai parang semua," katanya.

Diduga, kekecewaan terhadap hasil perolehan suara menjadi penyebabnya.

"Harapan kami bersama orang di Parado itu harus ada yang duduk di DPRD karena selama ini belum ada," katanya.

68 kotak suara dibakar

Komisioner Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat Taufikurrahman mengungkapkan ada 68 kotak suara yang dibakar oleh massa.

Sedangkan 102 kotak suara berhasil diselamatkan dan diamankan di kantor KPU Kabupaten Bima.

"Ini berdasarkan hasil pemeriksaan logistik kami di kantor KPU bersama TNI-Polri dan peserta Pemilu," katanya, Kamis (15/1/2024).

Menurutnya, di Kecamatan Parado terdapat 34 TPS yang tersebar di lima desa.

Adapun desa yang diserang yakni Desa Parado Rato, Parado Wane, Desa Kanca, dan Desa Lere.

Di empat desa itu terdapat 17 TPS dengan total kotak suara sebanyak 170.

Bawaslu Bima juga menemukan unsur tindak pidana Pemilu dalam kasus pembakaran kotak-kotak suara tersebut.

Hal ini setelah Bawaslu meminta keterangan pada 34 orang anggota PTPS, empat orang Panitia Pengawas Desa, serta tiga Panwascam di Kecamatan Parado.

"Dari hasil klarifikasi mengarah ke perbuatan tindak pidana Pemilu," katanya.

Dia juga memastikan, tidak ada petugas yang terluka dalam penyerangan tersebut.

"Anggota tidak ada yang mengalami cedera atau luka, semua dalam kondisi aman," katanya.

Terduga pelaku ditangkap

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Khuwalid mengungkapkan, dua terduga pelaku telah ditangkap.

"Ada sekitar enam sampai tujuh TPS yang mengalami gangguan. Pelaku tadi malam sudah diamankan dua orang cuma identitas belum disampaikan," kata Khuwailid di Mataram, Kamis (15/2/2024).

KPU memastikan bahwa pembakaran ini terjadi karena massa kecewa dengan hasil perolehan suara.

"Kasus Parado sebenarnya akibat adanya pihak yang kalah. Motif karena tidak mendapatkan suara di TPS desa asal calon, kemudian calon dari luar desa justru mendapatkan suara di TPS," ujarnya.

Dari informasi yang didapat oleh KPU, massa meminta adanya penambahan suara kepada penyelenggara Pemilu.

"Tetapi keinginan itu tidak bisa dilaksanakan sehingga menimbulkan emosi dan berujung pembakaran kotak suara," kata dia.

Rapat pleno

KPU akan menggelar rapat pleno untuk menentukan langkah selanjutnya.

"Kami akan mempelajari lebih lanjut apa dampak dari seluruh proses tersebut. Apakah dengan terbakarnya surat suara tidak bisa dihitung atau kemudian ada akibat lain, nanti kami pelajari dan dibahas di pleno untuk menentukan sikap selanjutnya," ungkap Khuwailid.

Sedangkan logistik pemilu yang diselamatkan kemudian dipindah ke kantor KPU Kabupaten Bima.

"Semua logistik Pemilu yang tersisa atau yang masih aman sudah kita pindahkan ke kantor KPU Kabupaten Bima," katanya.

Dia mengklaim, selain kejadian di Kabupaten Bima tersebut, pemungutan suara di wilayah Nusa Tenggara Barat berjalan dengan lancar.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Bima dan Mataram, Junaidin dan Karnia Septia)

https://regional.kompas.com/read/2024/02/16/050059278/saat-68-kotak-suara-di-bima-dibakar-massa-yang-kecewa-hasil-perolehan-suara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke