Salin Artikel

Pelintasan Kereta Api di Kabupaten Grobogan Paling Rawan Gangguan Alam Saat Musim Hujan

Kepala Daop 4 Semarang KAI Daniel Johannes Hutabarat mengatakan, di Kabupaten Grobogan terdapat 11 titik potensi gangguan alam.

"Disusul 3 titik di wilayah Kota Semarang, 2 titik di wilayah Kabupaten Blora dan Pekalongan, serta beberapa titik lainnya," jelasnya saat dikonfirmasi, Jumat (3/11/2023).

Menghadapi musim hujan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 4 Semarang melakukan berbagai langkah antisipasi untuk meminimalisir gangguan terhadap perjalanan kereta api.

"KAI Daop 4 Semarang telah melaksanakan pemeriksaan lintas di wilayah selatan Daop 4 Semarang, yang dimulai dari perbatasan wilayah pada Km 68+200 petak jalan Gundih - Goprak Kabupaten Grobogan hingga Stasiun Semarang Poncol," kata dia.

Pemeriksaan dilaksanakan dengan menggunakan kereta dresin. Kondisi jalur rel kereta api sepanjang 70 kilometer diperiksa kondisinya.

Termasuk memeriksa 10 stasiun yang dilewati. Mulai dari Kabupaten Grobogan, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Demak, hingga Kota Semarang.

"Kondisi tanah yang semula dari kering menjadi lumpur menjadi perhatian khusus dari Daop 4 Semarang untuk ditindaklanjuti,” jelas Daniel.

Kemudian daerah rawan genangan air dan banjir, fasilitas layanan pelanggan dan kebersihan yang berada di stasiun, serta kesiapan kereta api di setiap wilayah stasiun yang dilewati.

"Total terdapat 22 daerah berpotensi gangguan alam, yang dinilai memiliki potensi bahaya. Mulai dari banjir, amblesan, hingga tanah longsor," paparnya.

Meski demikian, jumlah daerah berpotensi gangguan alam sudah mengalami penurunan. Dari tahun 2021 yang berjumlah 51 daerah menjadi 36 daerah pada tahun 2022. 

“Berbagai perbaikan sudah kami lakukan, sehingga jumlah daerah yang berpotensi gangguan alam tersebut dapat berkurang,” ucap Daniel.

Dari sisi kesiapan material, KAI Daop 4 Semarang telah menyiapkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) pada 26 titik, meliputi Tegal, Pemalang, Petarukan, Pekalongan, Batang, Kuripan, Weleri, Kalibodri, Kaliwungu, Semarang, Brumbung, Gubug dan Kedungjati.

Selain itu juga ada Gambringan, Panunggalan, Kradenan, Doplang, Randublatung, Cepu, Kedungjati, Gundih dan Ambarawa.

"AMUS yang disiapkan tersebut berupa pasir, bantalan rel, dan peralatan ringan hingga alat berat seperti Mesin Perawatan Jalan Rel (MPJR) yang digunakan untuk merawat serta memelihara kondisi jalur rel agar tetap layak dilintasi oleh kereta api," paparnya.

Seperti diketahui, Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan mengalami Awal Musim Hujan 2023/2024 pada bulan Oktober hingga Desember 2023.

Sedangkan puncak musim hujan 2023/2024 diprakirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2024.

https://regional.kompas.com/read/2023/11/03/142414978/pelintasan-kereta-api-di-kabupaten-grobogan-paling-rawan-gangguan-alam-saat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke