Salin Artikel

Kronologi Santri Diduga Dibakar Saat Tidur di Palembang, Korban Kabur dan Bantahan Yayasan

KOMPAS.com - Santri berinisial RA (14) mengalami luka bakar di bagian kaki dan tangan diduga dibakar temannya di pondok pesantren Palembang.

Akibat kejadian tersebut, Kartini ibu dari RA melaporkan peristiwa tersebut ke Polrestabes Palembang, Rabu (18/10/2023).

Kartini mengatakan, kejadian bermula saat ia menerima telepon dari pihak pesantren di kawasan Sematang Borang, Palembang, bahwa RA telah kabur dari asrama.

Ketika RA sampai rumah, korban menceritakan bahwa ia mengalami luka bakar di bagian kaki dan tangan hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit.

“Saya sempat konfirmasi ke pihak pesantren, mereka memang mengaku siap bertanggung jawab untuk mengobati anak saya. Tapi saya tidak terima,” kata Kartini.

Kronologi menurut korban

Menurut Kartini, ia tidak mengetahui pasti penyebab anaknya dibakar. Namun berdasarkan penuturan putranya, RA dibakar ketika sedang terlelap tidur di asrama pada Minggu (15/10/2023).

Bahkan, RA yang lagi tertidur terkejut rasa panas terasa di tubuhnya dan melihat celana serta baju dalam kondisi terbakar.

Teman korban yang tidur satu asrama bergegas menolong RA. Pagi setelah itu, ia pun menceritakan kejadiannya kepada pihak pondok pesantren untuk diobati.

Dua hari setelah itu, RA sakit akibat luka bakar yang ia alami. Karena itu RA memilih kabur dan pulang ke rumah.

“Saya hanya ditelpon dan dikabarkan anak saya kabur dari pesantren dan telah dibakar,” ujarnya.

Sebagai seorang ibu, Kartini berharap kasus itu cepat terungkap dan pelaku pembakaran anaknya segera ditangkap.

“Saya minta pelakunya bertanggung jawab,” ungkap Kartini.

Bantahan pihak yayasan

Pengurus Yayasan Khazanah Kebajikan yang menaungi Ponpes Tadabbur Al-Quran, Paulin mengatakan, kabar terbakarnya RA tidak seperti yang diceritakan ibu korban maupun media sosial.

Sebab, dari hasil pemeriksaan seluruh santri, RA terbakar akibat racun nyamuknya sendiri yang diletakkan di samping tempat tidurnya di dalam asrama.

"Hal inilah yang kami sayangkan sudah viralkan dulu sebelum mencari tahu kebenarannya, ini sudah pencemaran nama baik,” kata Paulin, Jumat (20/10/2023).

Paulin menjelaskan, dari lokasi tempat tidur RA juga mereka menemukan adanya bekas obat nyamuk.

Kemudian, para santri yang satu kamar dengan korban pun telah dimintai keterangan satu persatu. Hasilnya, tidak ada satu pun santri yang melakukan tindakan tersebut.

“Kalaupun dibakar santri lain, tidak mungkin langsung melepuh seperti itu," beber dia.

Menurut Paulin, pihak Yayasan sebelumnya sempat berniat untuk menjelaskan kejadian tersebut kepada santri.

Namun keluarga RA malah lebih dulu menyebarkan video korban dirawat di rumah sakit di media sosial hingga akhirnya viral.

“Keluarga RA sempat menampar santri yang dituduh membakar, sehingga kami tidak terima dengan kekerasan tersebut,” tegasnya.

RA sendiri diakui Paulin lari dari Ponpes tanpa membawa barang apapun. Padahal, pihak Ponpes berusaha menjelaskan kepada korban.

"RAR sudah kabur dari Pondok tanpa membawa barang-barang. Sudah nasehati, jangan pulang ke rumah karena lukanya bisa kami obati. Namun RA memilih minggat dari Ponpes sejak kemarin sore,” jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/10/21/182232378/kronologi-santri-diduga-dibakar-saat-tidur-di-palembang-korban-kabur-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke