Salin Artikel

Bentrok Tewaskan Warga di Seruyan, Kapolda Kalteng Bentuk Tim Investigasi

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Polisi membentuk tim investigasi serta langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus penembakan yang menyebabkan satu orang warga Desa Bangkal, Seruyan, Kalimantan Tengah, tewas diduga tertembak.

Saat itu, warga lakukan berunjuk rasa menuntut lahan plasma di PT Hamparan Masawit Bangun Persada 1, Sabtu (7/10/2023).

Kronologi Sabtu berduka

Kejadian bermula pada hari Sabtu (7//10/2023), saat warga Desa Bangkal, Seruyan, Kalimantan Tengah, kembali menggelar aksi unjuk rasa di lokasi perusahaan perkebunan milik PT. Hamparan Masawit Bangun Persada 1.

Mereka menuntut pihak perusahaan agar merealisasikan kebun plasma untuk masyarakat sekitar, sesuai dengan aturan sebesar 20 persen.

Beberapa kali upaya itu gagal, warga kembali gelar aksi yang sama, bahkan warga berniat menduduki lahan yang menurut masyarakat berada di luar lahan inti sesuai perizinan milik perusahaan, atau Hak Guna Usaha milik PT Hamparan Masawit Bangun Persada 1.

Mariani, seorang warga Desa Bangkal yang ikut dalam aksi unjuk rasa menuntut lahan plasma 20 persen menuturkan, setelah semua tuntutan merasa tidak ditanggapi pihak perusahaan,  warga berpindah dari pos pintu masuk satu ke pos berikutnya.

Saat menyiapkan tempat dan keperluan lainnya untuk menduduki lahan, aparat kepolisian langsung memberikan imbauan agar masyarakat membubarkan diri lantaran aksi yang digelar masyarakat tidak memiliki izin sesuai dengan aturan unjuk rasa.

Namun, warga masih tetap bertahan meski sudah ada imbauan polisi untuk membubarkan diri sehingga akhirnya polisi beberapa kali menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa di lokasi perkebunan kelapa sawit perusahaan.

"Enggak kehitung, sampe asapnya enggak kelihatan, setelah itu suara tembakan terus, aduh panjang itu, enggak kehitung tembakannya, terus tembakan", kata Mariani, warga Desa Bangkal, Seruyan, Kalimantan Tengah,  saat disambangi Kompas.com ke Desa Bangkal, Senin (9/10/2023).

Situasi semakin tidak kondusif setelah polisi menembakkan gas air mata sehingga bentrok antara aparat keamanan dan warga tidak terhindarkan menyebabkan satu orang warga tewas, diduga tertembak senjata api.

Sementara satu orang lainnya luka berat lantaran peluru bersarang di tubuhnya dan hingga kini masih dalam perawatan tim medis di salah satu rumah sakit di Kalimantan Selatan.

 

Bentuk tim investigasi

Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Nanang Avianto menjelaskan, saat ini pihaknya telah membentuk tim investigasi yang sudah berjalan untuk mengusut kejadian bentrok.

Tim di antaranya terdiri dari Kapuslabfor dan tim serta Bareskrim dari Mabes Polri, begitu juga tim pengawas Internal dari Irwasum dan Ditpropam, yang sudah melakukan olah TKP, prarekontruksi serta melaksanakan kegiatan investigasi yang terkait dengan kejadian tersebut.

"Kami bertanggung jawab dan akan memberikan informasi yang sebenarnya, supaya kita semua bisa mendengarkan apapun hasilnya", kata Anang kepada sejumlah awak media saat menyampaikan rilis sementara di Mako Polres Kotawaringin Timur.

"Ini tentunya juga menjadi introspeksi buat kami juga, bahwa di dalam pelaksanaan nanti, apa yang terjadi kesalahan ini, supaya tidak terulang", tambah Kapolda Kalimantan Tengah.

Hingga kini jajaran kepolisian masih terus mendalami kasus bentrok, antara warga dan aparat keamanan, yang menyebabkan seorang warga tewas, lantaran tertembak peluru tajam, walau korban sudah dimakamkan setelah otopsi sudah dilakukan, di Rumah Sakit dr. Murdjani Sampit.
 

https://regional.kompas.com/read/2023/10/12/130432178/bentrok-tewaskan-warga-di-seruyan-kapolda-kalteng-bentuk-tim-investigasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke