Salin Artikel

Mengenal Kelok 9, Pemilik Jembatan Ikonik Berkonsep Green Construction

KOMPAS.com - Kelok Sembilan atau Kelok 9 (K9) adalah sebuah ruas jalan dengan jembatan layang ikonik yang terletak Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.

Sebutan Kelok 9 disematkan karena jalan ini memiliki sembilan tikungan atau belokan yang dalam bahasa setempat disebut kelok.

Lokasi Kelok 9 cukup strategis karena berada pada ruas jalan yang menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dengan Provinsi Riau, tepatnya di Km 143 hingga Km 148 dari Padang.

Kelok 9 juga diapit jajaran perbukitan yang merupakan bagian dari Cagar Alam Air Putih dan Cagar Alam Harau.

Pemandangan indah dari bentuk tikungan dan jembatan layang yang terbingkai hijaunya perbukitan membuat Kelok 9 juga menjadi tujuan wisata yang terkenal di Sumatera Barat.

Sejarah Kelok 9

Jalan di Kelok 9 sebenarnya sudah ada sebelum jembatan layang yang sangat ikonik itu dibangun.

Pembangunan jalan sebelumnya dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1908-1914.

Pada saat itu, jalan ini dibangun untuk memperlancar transportasi dari Pelabuhan Teluk Bayur yang ada di wilayah barat Sumatera menuju ke wilayah timur.

Seiring berjalannya waktu, jalan ini semakin ramai dengan semakin banyaknya pengguna jalan yang melintas.

Namun peningkatan kepadatan lalu lintas tidak diikuti dengan fasilitas jalan yang ada.

Jalan yang sempit dengan tanjakan curam dan tikungan tajam membuatnya ruas jalan ini menjadi kendala bagi pengguna jalan.

Sebelum dibangun jembatan, jalan di Kelok 9 tidak dapat dilalui oleh truk gandeng ataupun trailer karena radius tikungan lebih kecil dari 40 meter dan lebar pengerasan hanya 5 meter.

Hal ini pula yang menjadi penyebab kemacetan kerap terjadi, terutama ketika akhir pekan atau momen libur dan menjelang momen lebaran.

Kemacetan akan semakin parah jika ada truk dengan muatan berat gagal menanjak karena pengendara lain kesulitan untuk menyalip atau mendahului.

Akhirnya pada tahun 2003, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum mulai melaksanakan pembangunan Jembatan Kelok Sembilan atau flyover Kelok 9.

Keputusan pembangunan jembatan ini diambil salah satunya karena kondisi topografi yang tidak memungkinkan untuk memperlebar ukuran jalan.

Pembangunan Jembatan Kelok Sembilan ini memakan waktu 10 tahun yang dilakukan dalam dua tahap, masing-masing tahun 2003 hingga 2011 dan kemudian 2012 hingga 2013.

Untuk membangun Jembatan Layang Kelok Sembilan ini, dana APBN yang dihabiskan adalah sekitar 600 miliar.

Jembatan Kelok Sembilan kemudian diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 31 Oktober 2013.

Profil Jembatan Kelok Sembilan

Jembatan Kelok Sembilan menjadi karya anak bangsa yang dibangun dengan menggunakan konsep green construction sekaligus ikon konstruksi nasional yang monumental.

Jembatan Kelok Sembilan memiliki panjang mencapai 943 meter dan jalan penghubung sepanjang 2.089 meter.

Jembatan di Kelok 9 terbagi menjadi enam buah jembatan dengan lebar 13,5 meter yang ditopang pilar setinggi sekitar 60 meter di atas permukaan jalan yang ada di bawahnya.

Panjang keenam jembatan tersebut berbeda-beda dengan menyesuaikan topografi tanah dan panjang lekuk jembatan itu sendiri.

Ukuran panjang jembatan pertama adalah 20 meter, jembatan kedua 230 meter, jembatan ketiga 65 meter, jembatan keempat 462 meter, jembatan kelima 31 meter, dan jembatan keenam sepanjang 156 meter.

Jembatan keempat yang menjadi jembatan terpanjang dibangun menggunakan konstruksi pelengkung beton dengan pondasi "bore pile" sedalam 20 meter.

Salah satu fungsi konstruksi adalah untuk menahan berat jembatan dan guncangan horizontal jika terjadi gempa.

Sumber:
djkn.kemenkeu.go.id  
pu.go.id  
sumbarprov.go.id  
antaranews.com   
nasional.kompas.com 
travel.kompas.com (Barry Kusuma)

https://regional.kompas.com/read/2023/10/05/221322378/mengenal-kelok-9-pemilik-jembatan-ikonik-berkonsep-green-construction

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke