Salin Artikel

Karhutla Meluas, Sumsel Bakal Tingkatkan Status Jadi Tanggap Darurat

Langkah itu diambil karena lahan yang terbakar semakin meluas.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan M Iqbal Ali Syahbana mengatakan, akan melakukan rapat bersama Danrem serta pihak terkait untuk melihat kondisi perkembangan karhutla pada Kamis (5/10/2023).

Dalam rapat tersebut, mereka akan mengkaji parameter perkembangan karhutla dan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang ada di wilayah masing-masing.

Bila terjadi peningkatan terus menerus, besar kemungkinan Sumatera Selatan akan menaikan status menjadi tanggap darurat karhutla.

“Kita akan lihat dulu parameternya, bila memang terus naik maka status ditingkatkan. Namun ini akan dirapatkan terlebih dahulu dengan berbagai unsur terkait,” kata Iqbal melalui sambungan telepon, Sein (2/9/2023).

Iqbal menerangkan, bila terjadi peningkatan status dari siaga menjadi tanggap darurat maka jumlah personel maupun peralatan akan ditambah untuk melakukan pemadaman.

Sejauh ini, kondisi karhutla di Sumatera Selatan diperparah karena kekeringan yang telah berlangsung selama lebih dari dua bulan.

Akibatnya, seluruh kanal yang berada di kawasan gambut menjadi kering.

“Kekeringan ini yang mudah menimbulkan terjadinya kebakaran. Bila gambut yang terbakar, maka akan sulit dipadamkan,” ujarnya.


Terpisah, Koordinator BMKG Sumatera Selatan Wandayantolis menerangkan, Sumsel saat ini memasuki puncak suhu panas ekstrem.

Dari pengamatan mereka, nilai persentil saat ini sudah mencapai 95 persen.

Artinya suhu maksimum pada siang hari berada dalam kategori ekstrem karena di atas range normal dalam 30 tahun terakhir.

“Kemarau dengan sifat yang lebih kering karena adanya El Nino merupakan salah satu faktor pemicu terjadi suhu ekstrim tersebut. Dengan rendahnya uap air di udara akibat kemarau, menyebabkan radiasi langsung matahari yang sampai ke permukaan bumi menjadi menjadi lebih tinggi dari biasanya,” jelas Wandayantolis dalam keterangan tertulis.

Ia menjelaskan,pada kondisi terdapat uap air sebagian radiasi akan diserap atau  dipantulkan kembali ke atmosfer.

Ketiadaan awan-awan juga menambah kuatnya radiasi matahari yang menembus permukaan tanah.

Selain itu, pada satu hingga dua pekan ke depan pada Oktober diprediksi titik kulminasi yang terjadi Sumsel mengikuti gerak semu matahari menuju Bumi Belahan Selatan (BBS), sehingga akan meningkatkan suhu udara di permukaan.

“Dengan situasi kemarau, maka puncak suhu maksimum ini berpotensi terjadi di atas persentil 95 persen atau dengan kata lain akan lebih panas dari biasanya dengan kategori ekstrem,” jelasnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/10/02/183345078/karhutla-meluas-sumsel-bakal-tingkatkan-status-jadi-tanggap-darurat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke