Salin Artikel

Guru Madrasah di Brebes yang Diduga Cabuli Santri Diadukan ke Polisi

KBO Satreskrim Polres Brebes, Iptu Puji Heryati mengungkapkan, sejumlah orangtua mengadukan kasus itu dengan mendatangi Markas Polres Brebes, Rabu (20/9/2023) malam.

"Iya. Semalam sudah ada pengaduan dari orangtua korban. Nanti akan dilidik," kata Puji, saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon, Kamis (21/9/2023).

Puji mengungkapkan, pihaknya berencana memanggil para orangtua dan anak-anaknya untuk dimintai keterangan sebagai proses penyelidikan. "Dijadwalkan hari ini dimintai keterangan dalam proses penyelidikan. Kalau perlu nanti divisum," pungkas Puji.

Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Brebes, Fatkhiyaturrohmah mengungkapkan pihaknya sempat mendampingi para orangtua saat membuat pengaduan ke Polres.

Pihaknya mewakili Pemerintah Kabupaten (Pemkab) akan melakukan pendampingan para korban selama menjalani proses pemeriksaan. "Hari ini rencananya akan diperiksa. Kami akan mendampingi sebagai wakil dari Pemkab Brebes," katanya.

Sebelumnya diberitakan, guru madrasah diniyah dilaporkan ke aparat pemerintah desa lantaran diduga mencabuli belasan santrinya di Desa Sengon, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Rabu (20/9/2023).

Orangtua santri yang geram menggeruduk balai desa setempat dan meminta agar guru ngaji berinisial MK (52) diproses hukum agar mendapat ganjaran setimpal.

Mendengar kabar itu, Satgas Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) bersama Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3KB) Brebes mendatangi rumah korban.

Dari hasil pendataan diketahui setidaknya ada 17 anak-anak yang usianya di bawah 10 tahun yang diduga menjadi korban pelecehan seksual atau cabul oknum guru.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) DP3KB Brebes, Fathurohmah mengatakan pihaknya sudah bertemu langsung dengan perwakilan korban dan keluarganya.

"Sudah asesmen dari korban langsung beserta orangtua korban yang kumpul di salah satu rumah korban. Tadi informasi masuk ada 15 anak, tapi ada dua lagi informasi tapi belum bisa dikonfirmasi," kata Fathurohmah, ditemui di salah satu rumah korban, Rabu (20/9/2023).

Dalam pertemuan tersebut, perempuan yang akrab disapa Bu Iin memberikan edukasi kepada keluarga korban. Hingga akhirnya disepakati kasus itu akan diteruskan ke pihak kepolisian.

"Perwakilan keluarga dari 7 korban akan menindaklanjuti melaporkan ke aparat penegak hukum. Mau ke Polres bersama-sama untuk memberikan laporan," kata Iin.

Perangkat Desa Sengon, Tanjung, Brebes Akhmad Mubarok membenarkan ada belasan orangtua dari belasan korban yang melaporkan kasus itu ke pihak desa.

"Ada laporan dari warga ada dugaan pelecehan seksual oleh oknum guru yang mengajar di madrasah," kata Ahmad Mubarok.

Ahmad Mubarok mengatakan, dari informasi yang ia terima ada sekitar 19 korban yang semuanya anak-anak dengan rentang usia antara 8-9 tahun. Namun jumlah itu belum pasti.

"Umur korban sekitar usia 8-9 tahun atau kalau sekolah siswa kelas 4-5 SD. Laporannya ada sekitar 19-20 korban. Tapi tadi yang hadir di balai desa sekitar 16 orang," kata Ahmad Mubarok.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/21/124143278/guru-madrasah-di-brebes-yang-diduga-cabuli-santri-diadukan-ke-polisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke