Salin Artikel

Selamat Jalan, Mas Yusi Novianto...

NUNUKAN, KOMPAS.com - Kabar duka menyelimuti keluarga besar Dinas Pekerjaan Umum Permukiman Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). 

Salah satu pegawai terbaiknya, Kepala Seksi Pantai dan Air Baku Dinas PUPR Perkim Pemprov Kaltara Yusi Novianto, meninggal dunia dalam musibah yang terjadi di Sungai Semamu, di Malinau, Kaltara, pada Selasa (15/8/2023). 

Yusi terjatuh dari ketinting di sungai tersebut dalam tugas pendampingan rombongan Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang yang meninjau pembangunan Jalan Malinau-Krayan.

Rekan kerja almarhum mengenang Yusi sebagai sosok yang supel dan punya solidaritas tinggi. Almarhum juga dikenal suka membantu para sahabatnya.

"Beliau ini tidak sombong walupun pintar, tapi dia tidak mau mengaku pintar. Dia hampir sempurna sebagai rekan kerja, bawahan atau atasan," kata Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PU Permukiman Pemprov Kaltara, Edon, kepada Kompas.com, Jumat (18/8/2023).

Edon sudah mengenal Yusi selama 20 tahun, tapi persahabatan mereka lebih erat 2 tahun belakangan. Pengalaman paling berkesan yakni ketika Yusi memberi semangat untuk dirinya ketika sedang menemui kesulitan. 

"Setiap susah, dia memberi kekuatan dan keyakinan bahwa semua masalah itu dihadapi dan bisa diselesaikan," ujar Edon.

Prada (60), rekan almarhum lainnya di Dinas Pekerjaan Umum Permukiman Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), mengatakan, Yusi adalah sosok yang ceria. 

Prada mengaku kagum dengan pribadi Yusi yang peduli terhadap orang lain yang mengalami kesulitan. 

"Yang pernah saya tahu juga itu dia justru mengabaikan kepentingan sendiri demi kepentingan orang lain," ujar Prada. 


Ayah yang baik

Yusi dikaruniai tiga orang putri dari pernikahannya dengan Ita Maryanti Prayogo.

Ita menyebutkan, suaminya begitu dekat dengan ketiga putri mereka. Almarhum merupakan seorang suami sekaligus ayah yang baik untuk anak-anaknya. 

"Memang kalau almarhum dekat dengan anak-anaknya, apalagi cewek semua. Sangat sayang, selalu memberi kayak contoh-contoh pengalaman hidup," ujar Ita, di rumah duka.

Ita menitikan air mata ketika mengingat Yusi yang tak sungkan untuk masuk ke dapur membantunya memasak.

"Tidak segan, sungkan, membantu kerjaan di rumah. Terakhir sempat membantu mengupas bawang merah, bawang putih," kata Ita. 

Ita mengetahui Yusi meninggal dunia dalam perjalanan tugas mengecek jalur dari Malinau hingga ke Krayan di perbatasan Malaysia.

Ita berharap kepergian suaminya dalam tugas itu tidak sia-sia.

Jalur Malinau-Krayan dengan panjang sekitar 203 kilometer yang mulai dibangun sejak 2015 hingga kini masih belum rampung. 

Jalannya masih bermedan berat, di mana di beberapa titik jembatannya terputus, sehingga sulit dilalui kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Pembangunan jalan ini bertujuan untuk membuka keterisolasian Krayan yang saat ini hanya dapat diakses melalui jalur udara.

"Jadi, kalau bisa, fasilitas tadi (jalan dibuka)," ujar dia.

Bantu beasiswa anak

Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang merasa kehilangan dengan kepergian Yusi. Almarhum, menurut dia, sosok yang tangguh dalam bekerja dan berprestasi. 

Sebagai ungkapan empati dan terima kasih, dia mengucapkan belasungkawa atas berpulangnya Yusi.

Zainal berjanji akan membantu beasiswa pendidikan anak-anak almarhum.

"Saya atas nama pribadi, atas nama pemprov, pertama sangat kehilangan dengan almarhum ini, turut berdukacita yang sangat mendalam pada keluarga, terutama istri dan anak-anaknya. Dan insya Allah, anak-anaknya ke depan kita akan bantu masalah beasiswanya sampai selesai," ujar Zainal.

Buka akses ke Krayan

Membuka akses Malinau-Krayan tentu sudah dinantikan. 

Krayan, yang berbatasan dengan Malaysia, hanya dapat diakses dengan pesawat perintis. Jadwal pesawat dan penumpangnya pun terbatas.

Jalur darat masih belum memungkinkan bagi kendaraan roda dua dan empat.

Karenanya, Krayan yang berbatasan langsung dengan Malaysia kebanyakan hampir bergantung dengan Negeri Jiran dalam aktivitas ekonomi.

Seperti contoh, prodak makanan dan air mineral dari Malaysia bisa dengan mudah dijumpai di toko atau warung di Krayan.

Krayan sulit mendapatkan prodak barang buatan Indonesia karena ongkos kirim dari daerah sekitar lebih mahal dibanding membeli langsung dari Malaysia. 

Mobil yang dipakai di sana juga banyak yang dibeli di Malaysia. Maka tak heran, mobil-mobil berpelat nomor Malaysia berseliweran.

Krayan membutuhkan Malaysia untuk menjual hasil bumi seperti dari sektor pertanian.

Beras adan, beras organik yang berasal dari Krayan, menjadi salah satu sumber ekonomi bagi masyarakat setempat karena laku di Malaysia, bahkan hingga Brunei. 

Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang berharap, pada 2024 nanti, Jalur Malinau-Krayan sudah dapat difungsikan. 

Tujuannya agar suplai sembako, bahan material bangunan, dan bahan bakar minyak (BBM) ke Kecamatan Krayan bisa melalui jalur tersebut.

"Saya berharap 2024 jalan ini bisa fungsional. Dengan fungsional itu, kita bisa membantu masyarakat Krayan dalam hal sembako dan BBM," kata Zainal di camp Adhi Karya di Jalan Malinau-Krayan, Malinau, Kaltara, Senin (14/8/2023).

Liputan ini menjadi rangkaian cerita serial di Kompas.com. Tim Kompas.com dalam liputan ini dibekali apparel dari Eiger. Simak dan ikuti terus cerita menarik lainnya di sini.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/18/171104678/selamat-jalan-mas-yusi-novianto

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke