Salin Artikel

Dari Perbatasan Indonesia-Malaysia: Ringgit Laku di Entikong, Rupiah Bisa Dipakai di Tebedu

POS Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) merupakan pos perbatasan Indonesia-Malaysia, yang terbesar di Kalbar. Ratusan orang melintas keluar dan masuk dalam sehari.

Yang keluar dari Entikong menuju Malaysia bisa punya beragam keperluan, mulai dari berobat hingga pariwisata, bahkan mencari penghidupan di negeri jiran. Sebaliknya, yang masuk ke Entikong dari Malaysia, ada orang Indonesia, ada juga warga Malaysia.

Tak sedikit mereka yang masuk ke Entikong dari Malaysia tidak memegang uang rupiah tetapi punya uang ringgit. Menyikapi ini, sejumlah rumah makan dan penginapan di Entikong ternyata bersedia menerima pembayaran menggunakan uang ringgit.

Saya, Hendra Cipta, jurnalis Kompas.com yang mengikuti rangkaian peliputan Merah Putih di Perbatasan, mewawancarai seorang pemilik rumah makan di Entikong soal ini. Namanya, Mela.

Rumah makan Mela punya lokasi strategis di pinggir Jalan Lintas Malindo, Entikong, yang buka sejak 2012. Namun dia menolak nama tempat usahanya yang 24 jam menyediakan aneka makanan ini disebutkan.

“Di sini, jika ada warga Malaysia ataupun tenaga kerja Indonesia yang baru pulang mampir makan, bayarnya pakai ringgit,” kata Mela saat ditemui di warungnya, Kamis (17/8/2023).

Menurut Mela, dia bisa menerima pembayaran pakai ringgit tetapi nilai tukarnya di bawah harga pasar.

Jika saat ini nilai tukar 1 ringgit Malaysia adalah Rp 3.200, misalnya, dia menghitung harga makanan yang dipesan dengan kurs Rp 3.000 per ringgit Malaysia.

“Kalau misalnya dia makan seharga Rp 30.000, berarti bayarnya 10 ringgit,” ujar Mela.

Betul, harga tetap dihitung dalam rupiah meskipun dibayar memakai ringgit Malaysia.

Dalam sehari, Mela menyebut, rata-rata transaksi bisa mencapai 300-500 ringgit. Namun, ujar dia, sekarang penggunaan ringgit sudah jauh berkurang. 

“Dulu bisa (transaksi sampai) 1.000 ringgit per hari,” ungkap Mela.

Dia menduga hal itu karena sudah ada banyak tempat penukaran uang di Entikong.

Rupiah juga berlaku di Tebedu

Sementara itu, warga Pontianak yang ditemui di Entikong, Arief, mengaku rupiah juga bisa digunakan di Malaysia. Hanya saja, lokasinya terbatas, yaitu di Tebedu.

Tebedu adalah distrik di Malaysia yang berbatasan langsung dengan Indonsia. Posisinya mirip dengan Entikong di wilayah Indonesia.

“Di Tebedu juga masih bisa pakai rupiah jika berbelanja di sana,” ucap Arief.

Meski demikian, menurut Arief sekarang sudah lebih jarang orang bertransaksi menggunakan ringgit di Entikong dan sebaliknya memakai rupiah di Tebedu.

Arief menengarai perubahan ini tak terlepas dari kemajuan teknologi. Banyak tempat makan dan penginapan yang sudah memakai QRIS, misalnya.

QRIS merupakan sistem pembayaran digital berbasis teknologi kode quick response (QR). Orang tinggal memindai kode yang dipasang di merchant dan melakukan pembayaran.

Untuk lintas negara, Bank Indonesia sebagai penerbit QRIS juga sudah menyediakan layanan QRIS Cross Border.

Menggunakan ini, merchant di negeri jiran dapat menyediakan kode QRIS Cross Border dan orang Indonesia memindai kode itu memakai aplikasi dan uang Indonesia. Hal sebaliknya berlaku bagi orang Malaysia yang bertandang ke Indonesia.

“Kecuali yang pekerja migran, yang baru pulang Malaysia. Kadang tak sempat menukarkan ringgit-nya, jadi terpaksa belanja pakai uang Malaysia,” ungkap Arief.

Cerita soal mata uang Indonesia dan Malaysia di perbatasan ini menjadi bagian dari peliputan khusus Merah Putih di Perbatasan, kolaborasi Kompas.com dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

Lima jurnalis Kompas.com bertandang ke lima area PLBN berbeda di Indonesia. PLBN ENtikong menjadi salah satunya. Ikuti catatan dan kisah dari perjalanan kelima jurnalis ini di liputan khusus Merah Putih di Perbatasan, hanya di Kompas.com.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/18/123131578/dari-perbatasan-indonesia-malaysia-ringgit-laku-di-entikong-rupiah-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke