Salin Artikel

Pengakuan Pelajar yang Duel Maut di Palembang: Saya Risih Sering Ditantang

PALEMBANG, KOMPAS.com - MR (16), pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menjadi tersangka pembunuhan Ferdi Randiko Sejagat (18) kini mendekam di sel tahanan Polrestabes Palembang. 

MR menceritakan, kejadian itu bermula pada Minggu (6/8/2023). Saat itu ia mendapatkan pesan WhatsApp dari korban Ferdi yang menantangnya duel menggunakan senjata tajam.

Duel tersebut sempat beberapa kali ditolak, namun korban terus mengirimkan pesan.

“Dia chat saya bilang lagi gabut. Kemudian diajaknya untuk gladiator (duel). Saya risih terlalu sering ditantang. Jadi saya terima,” kata MR saat berada di Polrestabes Palembang, Selasa (8/8/2023).

Setelah menerima tantangan, MR menyiapkan celurit besar untuk menemui Ferdi di kawasan irigasi Kecamatan Ilir Barat 1. Di sana mereka langsung duel menggunakan sajam hingga membuat korban tersungkur bersimbah darah

“Saya bacok dia dua kali, pertama tidak kena dan yang kedua terkena di dada sebelah kiri. Dia langsung tersungkur dan langsung kami bawa ke rumah sakit. Kemudian kami tinggalkan dia di sana," ujar tersangka.

Saat duel berlangsung, teman Ferdi maupun MR hanya menyaksikan dari jauh. Mereka hanya baru mendekat saat keduanya selesai saling serang.

“Dia kena sebelah kiri, saya tidak kena apa-apa,” ungkap pelajar ini.

Diberitakan sebelumnya,Ferdi Randiko Sejagat (18) remaja yang tewas di Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang, terlibat duel maut dengan pelaku MR (16). Korban mengalami luka tusuk di bagian dada.

Hal itu terungkap setelah Satreskrim Polrestabes Palembang melakukan pendalaman terhadap MR yang sebelumnya menyerahkan diri ke Polda Sumatera Selatan.

Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan, kejadian itu berlangsung pada Senin (7/8/2023) sekitar pukul 02.00 WIB di Kecamatan Ilir Barat 1. Semula antara Ferdi dan MR saling berkirim pesan untuk menantang duel.

“Duel remaja ini didasari sebuah permasalahan tidak berarti. Hanya saling tantang, Inilah uniknya remaja di Palembang,”kata Harryo saat melakukan gelar perkara, Selasa (8/8/2023).

Harryo menjelaskan, aksi duel itu sengaja direkam oleh tersangka R untuk menunjukkan bahwa ia telah memenuhi tangan  tersebut.

Bahkan, video itu kemudian disebarkan hingga viral agar ia diakui oleh kelompok lain.

“Ini sebagai unjuk keberanian, kemudian divideokan, diviralkan, padahal ini pidana. inilah kita perlu edukasi warga Kota Palembang, khususnya anak-anak. Akibat aksi yang tidak terpuji, mengakibatkan fakta hukum bisa menjerat pelaku itu sendiri,” ujarnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/08/09/062625478/pengakuan-pelajar-yang-duel-maut-di-palembang-saya-risih-sering-ditantang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke