Salin Artikel

Bangunan Puskesmas Roboh Saking Lamanya Mangkrak, Transmigran di Perbatasan RI-Malaysia Kesulitan Berobat

NUNUKAN, KOMPAS.com – Warga transmigran di Satuan Pemukiman (SP) 5, Sebakis, Nunukan, Kalimantan Utara, mengeluhkan nihilnya fasilitas kesehatan di wilayahnya.

Sudah bertahun-tahun sejak mereka ditempatkan 2013 lalu para transmigran seakan terbiar begitu saja.

Bahkan untuk berobat mereka harus menempuh jarak cukup jauh dengan akses jalan yang sulit, terutama kala hujan mengguyur.

‘’Susahnya kami di sini kalau sakit, mau berobat bingung. Ada Pustu tapi tidak ada petugasnya. Malah pustu yang lama sampai roboh karena tidak pernah dipakai,’’ujar salah satu transmigran SP 5 Sebakis Nur Haris, mengeluhkan kondisi wilayah transmigrasi di perbatasan RI – Malaysia ini.

Saat ini, istri Nur Haris sedang hamil besar 8 bulan. Istrinya juga sering mengeluh sakit di bagian kepala, bagian pinggul, juga di pinggang.

Saking sakitnya, ia sering berteriak mengaduh dan menjadi keprihatinan para tetangga yang mendengar teriakanya.

‘’Saya ingin bawa istri ke Puskesmas di desa sebelah, tapi jalannya hancur sekali kalau habis hujan. Enggak berani ambil resiko saya, khawatir nanti bagaimana janinnya dengan kondisi istri hamil besar begini,’’tambahnya.

Jalan menuju puskesmas memang masih tanah liat. Jalanan tersebut akan menjelma lumpur saat hujan turun.

Warga harus melewati akses di tengah perkebunan dan menempuh jarak paling sedikit dua jam untuk mencapai Puskesmas.

‘’Di sini ada bangunan pustu baru yang sama besar dengan yang roboh itu. Tapi buat apa ada bangunannya, tapi enggak ada petugasnya,’’keluhnya.

Nur mengatakan, awal dirinya menginjakkan kaki di wilayah transmigrasi SP 5 Sebakis, bersama sekitar lebih 200 KK lainnya, masih ada petugas medis yang menempati Pustu.

Sayangnya hal tersebut hanya berlangsung satu atau dua tahun saja, setelahnya, tidak pernah ada lagi petugas medis, bahkan sampai bangunan pustunya roboh.

‘’Kami semua di sini berharap pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan mengutus utusannya dan ditempatkan di pustu. Kan fasilitas bangunannya sudah ada, kasihan warga sini, sudah ada dua bayi meninggal karena dilahirkan tanpa bantuan petugas kesehatan,’’kata Nur Haris.


Jawaban Dinkes Nunukan


Plt Dinas Kesehatan Nunukan Miskia tidak membantah kalau di wilayah transmigrasi SP 5 Sebakis belum ada petugas medis.

Padahal, wilayah yang merupakan pulau terpisah dari daratan Nunukan ini secara administrasi masuk di wilayah Kecamatan Nunukan Barat.

‘’Memang ada bangunan pustu di wilayah itu (SP 5), tapi bukan bangunan pemerintah. Data dua Pustu itu tidak terdaftar di kami,’’ujarnya ditemui, Rabu (26/7/2023).

‘’Ada puskesmas di desa sebelahnya. Memang jaraknya sekitar dua jam dan jalanannya susah,’’akunya.

Miskia juga membenarkan, bahwa rentang jarak dan kendala akses menuju SP 5 Sebakis, diduga menjadi penyebab nihilnya laporan keberadaan wanita hamil, maupun data kematian bayi, di wilayah ini.

‘’Ini ke depan menjadi bahan evaluasi kami. Selanjutnya kami akan usahakan ada penempatan tenaga medis disana. Kami ada 108 PPPK nakes dan nanti bisa beberapa kita tugaskan ke sana. Tapi seharusnya Kades-nya melaporkan kondisi seperti ini ke kami agar bisa terkontrol,’’jawabnya.

https://regional.kompas.com/read/2023/07/27/060000578/bangunan-puskesmas-roboh-saking-lamanya-mangkrak-transmigran-di-perbatasan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke