Salin Artikel

Kisah di Balik Kaburnya Pengantin Perempuan di Sumsel, Sang Ibu Sebut Pernikahan Anaknya Tak Bahagia

Keduanya baru menikah pada Kamis (6/7/2023) dan Vera menghilang sejak Sabtu (15/7/2023).

Sutanto pun membuat laporan kehilang ke Polda Sumatera Selatan agar sang istri segera ditemukan.

Ternyata di balik kaburnya Vera ada kisah sedih keluarganya yang mengalami kesulitan ekonomoi. Hal tersebut diceritakan ibu kandung Vera, Cik Imah (53).

Secara blak-blakan ia mengaku awalnya memberi restu kepada Vera untuk menikah pria yang usianya terpaut 19 tahun dengan harapan sang menantu bisa membantu perekonomian keluarga.

Cik Imah bercerita sehari-hari suaminya bekerja sebagai tukang bangunan. Sementar Sutanto yang menikahi anaknya adalah juragan bebek.

Namun Cik Imah mengatakan harapan tak sesuai dengan kenyataan.

Cek Imah mengatakan menantunya kerap bersikap tak sopan kepada mereka yang merupakan mertuanya.

"Dengan kami saja berani dia mulutnya, apalagi ke anak saya. Anak saya pasti ditekan terus di sana itu, bisa mati anak saya bahkan pas ke sini dia bawa koper, itu kopernya ngga boleh dilangkahi, dan itupun kami juga takut," kata Cik Imah saat ditemui di kediamannya di Desa Merah Mata, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Rabu (19/7/2023).

Menurut Cik Imah, Vera dan Sutanto saling mengenal dengan perantara keluarga.

Keluarga Vera ada yang tinggal di kawasan tempat tinggal Sutanto di Desa Srimulyo, Kecamatan Madang Suku II, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur.

Melihat latar belakang Sutanto yang seorang juragan bebek membuat keluarga Vera setuju dengan hubungan serius anaknya.

"Mikirnya Vera itu jika serius dengan dia, orang tua bisa terbantu, eh ngga taunya pelit makanya anak saya berlari," ujarnya.

"Anak saya itu takut dengan karakternya dia, dan kami baru tahu itu pas sudah menikah. Sebelumnya kami sama sekali tidak tahu soal itu karena jarang ngobrol," tambah dia.

Melihat anaknya yang ternyata tak bahagia setelah menikah, Cik Imah mengaku sering menangis memikirkan rumah tangga anaknya.

"Kalau tahu anak saya diperlakukan seperti itu, berarti anak saya itu terjebak. Bahkan pada saat di pernikahan pun ditekan-tekan dan sering di salahkan," bebernya.

"Dia masih mending kehilangan uang, sedangkan kami ini sudah kehilangan anak, kehilangan harga diri pula. Malah dia ngomong ada penipuan lah," tambah dia.

"Mak ini ak Pera aku bnr2 idk glk lgi balek sm Santo dak ush susah mkerke ak bso jago diri mendeng aku bgwe jauh dri pada di pkso balek lg," tulis pesan Vera ke ibunya.

(Mak ini aku Vera, aku benar-benar tidak mau lagi kembali dengan Santo, ngga usah susah memikirkan aku bisa jaga diri. Mending aku bekerja jauh daripada di paksa balik lagi).

Vera juga mengirimkan pesan yang mengungkit perilaku sang suami yang tak menyenangkan kepadanya.

Belum sempat ibunya membalas, Vera kembali mengirim pesan pada pukul 17.18 yang mengatakan dia sudah bulat tidak mau balikan dengan Sutanto.

"Jadi intinya aku ngga akan mau lagi balik sama Santo," kata Cik Imah menirukan pesan sang putri.

Orangtua Vera pun membalas pesan tersebut pada 17.53 WIB dan ternyata kontak tersebut sudah tidak aktif lagi.

Sementara itu seseorang yang diduga Vera juga  mengirim chat Whatsapp ke Sutanto terkait penegasan untuk tak kembali melanjutkan pernikahan.

"Ini aku pera dak usah kmu tunggu aku lagi krno aku idak bakal balek krmh dan dak idak glk lagi balek sm kmu.

(Ini aku pera (Vera), tidak usah kamu tunggu aku lagi karena aku tidak akan pulang ke rumah dan tidak mau lagi balik sama kamu)," ujar Vera dalam chat yang dikirim dengan menggunakan nomor baru ke Sutanto.

Pesan itu dikirim pada Minggu, 16 Juli 2023 pada pukul 17.15 WIB.

Menurut Sutanto, ia menikahi Vera dengan maskawin 1,5 suku emas dan uang nikah sebesar Rp 15 juta.

“Setelah menikah, istri saya minta diantar pulang ke rumah orangtuanya di Merah Mata. Alasannya untuk mengambil baju,” kata Sutanto usai membuat laporan di Polda Sumsel, Rabu (19/7/2023).

Sutanto mengaku sempat dua hari menginap di rumah mertuanya tersebut. Setelah itu ia pun sempat menginap di rumah keluarganya yang berada di Talang Kelapa, Palembang.

“Sempat saya ajak pulang setelah dua hari, tapi istri saya tidak mau. Jadi saya pergi dulu ke tempat keluarga. Setelah kembali lagi ke rumah mertua, istri saya sudah pergi. Mertua saya juga ditanya mengaku tidak tahu pergi ke mana,”ujarnya.

Ia mengaku tak ada masalah dengan sang istri. Bahkan proses akad nikah hingga resepsi berjalan dengan lancar.

“Saya sudah satu tahun mengenal istri saya itu, perkenalannya dari adik saya. Setelah cocok kami memutuskan menikah, selama itu tidak ada masalah apa pun,” ungkapnya.

Vera sempat bekerja di salah satu perusahaan minuman di Kota Palembang dan ia berhenti bekerja setelah menikah.

"Kami memang sudah sepakat untuk tinggal ke kampung saya setelah menikah," terang Susanto.

Sutanto mengatakan, Vera lah yang mengajak ia menikah terlebih dahulu.

"Dia yang duluan ngajak mau ke tahap lebih serius atau menikah, karena saya memang mencintai Vera, kami pun akhirnya bersama-sama sepakat," terang dia.

Ia tidak menaruh curiga sedikitpun dengan Vera maupun kedua orangtuanya.

"Dia itu bilang mau nikah itu kan dari telepon yang disaksikan kedua orangtuanya," jelasnya.

Setelah sepakat menikah, Sutanto pun akhirnya bertunangan dengan Vera. Baru setelah bertunangan beberapa hari, ia dan Vera pun akhirnya menikah.

Pesta pernikahan yang digelar di Desa Srimulyo, Kecamatan Madang Suku II, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur I Sumsel, dihadiri ratusan tamu undangan.

Meski telah melapor ke polisi, Sutanto mengaku belum ada niat melaporkan Vera ke polisi terkait unsur pidana.

"Belum ada kepikiran kearah sana, saya masih mencintai dan sayang dengan dia, berharap dia bisa pulang dengan cara baik-baik," terang dia.

Selain itu ia kini berniat meminta uang yang sudah dikeluarkan untuk biaya pernikahan jika terbukti sang istri telah merencanakan kabur.

"Ada kepikiran ke arah sana untuk meminta uang yang saya habiskan untuk pernikahan dikembalikan kalau memang ini sudah Vera," ujar Susanto.

Ia mengaku menghabiskan uang puluhan juta rupiah untuk menggelar pesta pernikahan.

"Kalau untuk biaya pesta pernikahan saja itu sekitar 60 juta, itu belum termasuk maskawin dan uang untuk kebutuhan Vera lainya," kata dia.

"Maskawan yang saya berikan untuk Vera ialah emas 1.5 suku, uang Rp 15 juta dan uang tambahan Rp 3 juta yang diminta Vera sehari sebelum pernikahan dengan alasan untuk ongkos orangtuanya menghadiri pernikahan," tambah dia.

Susanto memberikan waktu tiga hari kepada Vera untuk kembali pulang.

"Saya beri waktu tiga hari ke Vera, kalau memang ia tidak memberi kabar karena sengaja kabur, kemungkinan kami mau minta uang dikembalikan," terang dia.

Menurut Susanto, ia telah memberikan itikad baik terhadap Vera dengan menemui orangtuanya langsung.

Ia pun berharap istrinya pulang ke rumah dan menjelaskan duduk persoalan yang dihadapi sehingga memilih kabur tanpa sebab.

"Harapan saya Vera kalau masih ada niat pulang, kita selesaikan baik-baik, tapi kalau tidak ada lagi kita selesaikan urusannya,” kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Aji YK Putra | Editor : Andi Hartik), Tribun Sumsel

https://regional.kompas.com/read/2023/07/21/113500778/kisah-di-balik-kaburnya-pengantin-perempuan-di-sumsel-sang-ibu-sebut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke