Salin Artikel

Mengenal Pelang, Olahan Pangan Lokal Pengganti Nasi Khas Hewa NTT

Desa Hewa berada di selatan Flores Timur. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani.

Warga yang menetap di desa ini juga masih punya kemiripan secara kultural dengan suku Tana Ai yang mendiami wilayah Timur Kabupaten Sikka.

Meski begitu, Hewa dan Tana Ai punya karakter yang berbeda. Mereka juga punya beragam olahan pangan lokal yang sudah diwariskan secara turun temurun. Bahkan olahan pangan lokal ini menjadi makanan pengganti nasi.

Rosa Widin (56), warga setempat, menuturkan, sejak dulu warga mengandalkan ubi-ubi dan beberapa pangan lokal lainnya sebagai bahan pokok. Selain untuk dikonsumsi sehari-hari, juga disajikan saat pagelaran ritual adat.

“Ini sudah menjadi tradisi dari nenek moyang, bahkan ada pangan lokal yang sampai sekarang di saat hajatan adat harus disajikan,” ucap Rosa kepada Kompas.com di Desa Hewa, Senin (17/7/2023).

Rosa mengatakan, salah satu olahan pangan lokal itu adalah Pelang.

Selanjutnya, padi digoreng menggunakan alat tradisional seperti periuk tanah. Biasanya, tahap ini dilakukan oleh perempuan yang sudah mahir.

Sebab, padi yang digoreng tidak boleh hangus karena akan mempengaruhi rasa.

Jika sudah matang, ditumbuk menggunakan lesung.

“Kami di sini biasa menyebutnya dengan nama nuhung dan alu,” ucapanya.

Saat ditumbuk harus dalam kondisi panas, agar kulit padi muda terkelupas. Selanjutnya ditapis menggunakan lida (nyiru).

“Tapi harus dilakukan beberapa kali, agar hasilnya baik. Setelah selesai maka pelang siap disajikan,” ucapnya.

Petani Desa Hewa, Lasarus Sura Boruk mengungkapkan, setiap prosesi atau upacara adat Pelang wajib diisi di naha, tempat penyimpanan berukuran kecil dari daun lontar.

Selanjutnya teli ditutupi dengan nenang, kain tenun untuk wanita.

“Kalau sudah, kemudian diserahkan ke pihak opu (keluarga laki-laki) oleh ina ama (pihak perempuan). Pelang ini wajib ada setiap kali prosesi adat,” katanya.

Sementara untuk dikonsumsi sehari-hari, ungkap Lasarus, tergantung selera masing-masing.

Menurutnya, perubahan iklim merupakan isu yang menjadi perhatian dunia saat ini. Oleh karena itu, masyarakat terutama anak muda harus peka. Salah satunya melalui pemberdayaan pangan lokal.

"Saya kira kita di Flores Timur ini masih banyak makanan lokal yang perlu kita angkat kembali. Masyarakat Hewa perlu mewarisi pangan lokal ke anak muda," ujar Thomas.

Thomas mendorong orang muda sebagai promotor untuk mengampanyekan potensi pangan lokal sehingga kesadaran tentang hal itu menyebar semakin luas ke publik.

https://regional.kompas.com/read/2023/07/17/134535078/mengenal-pelang-olahan-pangan-lokal-pengganti-nasi-khas-hewa-ntt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke