Salin Artikel

Mengapa Aceh Sering Diguncang Gempa?

KOMPAS.com - Provinsi Aceh merupakan salah satu wilayah di indonesia yang memiliki tingkat kerawanan gempa yang tinggi.

Menurut catatan BMKG, Provinsi Aceh dilanda gempa sebanyak 1.138 kali di sepanjang tahun 2022.

Sementara gempa Aceh yang berdampak paling parah pernah terjadi pada 26 Desember 2004 dengan kekuatan M 9,3 yang diikuti oleh tragedi tsunami.

Saat itu, kejadian gempa dan tsunami Aceh tidak hanya ditetapkan sebagai menjadi bencana nasional, namun juga mendapat perhatian dari dunia internasional.

Alasan Aceh Sering Diguncang Gempa

Dilansir dari Kompas.id (2/1/2003), Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh Besar, Andi Azhar Rusdin memaparkan bahwa gempa yang melanda Aceh terjadi akibat aktivitas sesar lokal serta zona subduksi Sumatera.

Gempa yang terjadi dapat dipicu oleh aktivitas di zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke Lempeng Eurasia. Setiap tahun, lempeng ini bergeser 5 cm hingga 6 cm.

Lebih lanjut, ibu kota provinsi yaitu Kota Banda Aceh yang berada di ujung Pulau Sumatera juga tak lepas dari potensi gempa.

Dikutip dari laman infopublik.id, Kota Banda Aceh diapit oleh dua patahan atau sesar Sumatera yang masih aktif, yaitu patahan segmen Aceh dan segmen Seulimeum.

Dua penelitian yang mendukung hal ini antara lain dilakukan oleh Ibnu Rusydy, M.Sc, dari Tsunami Disaster Mitigation Research Center (TDRMC) Universitas Syiah Kuala yang menyebut Kota Banda Aceh ternyata tergolong masih rawan terjadinya gempa bumi.

Kemudian ada pula penelitian yang dilakukan Dr. Muksin Umar dari TDRMC yang menyebut, meski dilintasi dua patahan, namun tidak dapat diprediksi kapan gempa bumi akan terjadi di Kota Banda Aceh.

Patahan segmen Aceh dan Seulimuem merupakan bagian dari patahan Sumatera yang membentang dari Teluk Semangko di Lampung sampai ke Provinsi Aceh.

Dari Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, patahan Sumatera terpecah menjadi dua segmen, satu segmen menerus sampai ke Indrapuri-Mata Ie-Pulau Breuh-Pulau Nasi. Segmen patahan inilah yang dinamakan segmen Aceh.

Sementara patahan Sumatera segmen Seulimuem membentang dari Seulimuem, Krueng Raya, hingga ke Sabang.

Lokasi Pusat Gempa Aceh

Lebih lanjut, Andi Azhar Rusdin juga menyebut bahwa dari total 1.138 gempa di Aceh di tahun 2022 lalu, 1.038 gempa di antaranya merupakan gempa dangkal dengan kedalaman kurang dari 60 kilometer (km).

Sementara itu, sisanya merupakan kejadian gempa yang memiliki kedalaman lebih dari 60 km.

Titik pusat gempa itu tersebar di sejumlah kabupaten/kota, misalnya Aceh Barat, Aceh Jaya, Simeulue, Bener Meriah, dan Pidie, dengan kawasan yang tercatat mengalami gempa paling banyak adalah Pidie.

Sementara apabila merujuk pada peristiwa gempa bumi dan gelombang tsunami pada 26 Desember 2004, pusat gempa berada di Samudra Hindia pada kedalaman sekitar 10 kilometer di dasar laut.

Kekuatan Gempa Aceh Bervariasi

Andi juga mengatakan bahwa kekuatan gempa yang terjadi di Aceh pada tahun 2022 sangat bervariasi.

Namun, sebagian besar kejadian gempa memiliki kekuatan kurang dari Magnitudo 3.

Dari total 1.138 gempa di Aceh tahun 2022, sebanyak 783 kali gempa memiliki kekuatan di bawah Magnitudo 3.

Selanjutnya, ada sebanyak 345 gempa dengan kekuatan antara Magnitudo 3 hingga Magnitudo 5, dan 10 kali gempa memiliki kekuatan di atas Magnitudo 5.

Gempa dengan kekuatan terbesar terjadi pada 24 September 2022, yakni Magnitudo 6,4.

Lebih lanjut, Andi menuturkan bahwa jumlah gempa bumi di Aceh selama tahun 2022 lebih banyak dibandingkan jumlah gempa tahun 2021 yaitu sebanyak 1.059 kali.

Seperti kondisi tahun lalu, gempa bumi di Aceh pada 2021 juga tidak menimbulkan kerusakan yang berarti.

Meski tidak memicu kerusakan, namun data tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas kegempaan yang terjadi perlu disikapi dengan penguatan mitigasi.

Sumber:
kompas.id  
infopublik.id  
aceh.tribunnews.com  
djkn.kemenkeu.go.id  

https://regional.kompas.com/read/2023/07/10/173311578/mengapa-aceh-sering-diguncang-gempa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke