Salin Artikel

Harga Bawang Putih Tembus Rp 50.000 Per Kilogram, Pemkot Semarang: Ada yang Cari Untung Lebih

Namun, tingginya harga dan stok bawang putih yang menipis dibantah oleh Pemerintah Kota Semarang. Sampai saat ini, harga bawang putih cenderung stabil. Stok bawang putih juga cukup.

Analis Perdagangan Sub Koordinator Stabilitas Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang, Nyaminik mengatakan, pedagang yang menjual bawang putih Rp 50.000 per kilogram merupakan pedagang yang cari keuntungan lebih.

"Itu perilaku pedagang yang cari keuntungan lebih. Tidak semuanya Rp 50.000 per kilogram," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (10/7/2023).

Dia menjelaskan, pada Rabu (5/7/2023) yang lalu Dinas Perdagangan Kota Semarang juga melakukan sidak ke beberapa pasar tradisional. "Rata-rata Rp 40.000 per kilogram bawang putih," paparnya.

Menurutnya, bawang putih yang dijual Rp 50.000 per kilogram merupakan bawang putih yang sudah disortir dengan ukuran lebih besar, atau yang kualitasnya lebih bagus.

"Kota Semarang tak ada masalah," imbuh dia.

Sebelumnya, pedagang bawang putih di Pasar Karangayu Semarang, Pulung (31) mengatakan, harga bawang putih mulai naik sejak dua hari yang lalu. Banyak pembeli yang kaget harga bawang putih tiba-tiba meroket.

"Sebabnya kalau saya dapat info itu barangnya kosong di pelabuhan. Tapi saya dapat info hari ini di Solo itu ada tapi cuma katanya belum dibuka," jelasnya saat ditemui di Pasar Karangayu Semarang.

Dia menjelaskan, harga standar bawang putih Rp 35.000 per kilogram. Saat ini harganya naik menjadi Rp 45.000 sampai Rp 50.000 per kilogram. Rata-rata ada kenaikan Rp 10.000.

"Mungkin ini kalau tak salah seperti kartel zaman dulu saat di Semarang ada penimbunan kartel bawang putih di Kawasan Candi. Mungkin seperti itu. Tapi saya belum bisa memastikan," paparnya.

Naiknya harga bawang putih membuat jumlah penjualannya menurun. Banyak pembeli yang mengurangi jumlah pembelian. Selain itu, ada juga pelanggan yang memilih membeli bumbu instan.

"Yang tadinya beli banyak sekarang sedikit-sedikit. Beberapa ada yang pindah ke bumbu instan," kata Pulung.

Hal yang sama dikatakan Supriatun (53) pedagang bawang putih di Pasar Mijen. Saat ini harga bawang putih memang sedang naik. Menurutnya, harga bawang putih naik setelah harga cabai turun.

"Ini baru kemarin gantian. Harga cabai turun gantian bawang putih yang naik," ujar dia.

Dia mengaku tidak mengetahui apa yang menyebabkan harga bawang putih naik. Supriatun hanya berharap harga bawang putih bisa segera turun.

"Kalau harapan kita ya harga turun, pembeli harapannya juga gitu," imbuh dia.

Pilih beli bumbu instan

Salah satu warga Ngaliyan Semarang, Farida memilih membeli bumbu instan karena harganya lebih murah. Selain itu, bumbu instan juga tidak takut busuk saat disimpan di rumah.

"Sekarang pakai bumbu instan. Malah sudah lengkap racikannya," jelasnya kepada Kompas.com di rumahnya.

Meski demikian, dia mengakui jika bumbu instan rasanya tidak seenak bumbu asli. Menurutnya, bumbu instan tak bisa diracik sesuai dengan selera masakannya sendiri.

"Kalau misal kita pakai bumbu dapur yang asli bisa kita masak sesuai selera. Tapi ya harganya berubah-ubah. Kemarin cabai yang mahal. Sekarang gantian bawang putih," paparnya.

Berbeda dengan Danang Atmaja, warga Mijen Semarang. Meski harga bawang putih mahal, dia tetap membelinya. Danang mengaku kurang cocok dengan bumbu instan. "Kalau bumbu instan kurang terasa," ujar dia.

Untuk itu, dia berharap agar bawang putih segera turun. Saat ini harga bawang di tempatnya mencapai Rp 52.000 per kilogram.

"Segera turun kalau bisa, berat kalau seperti saya ini beli dengan harga segitu," imbuh dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/07/10/123433378/harga-bawang-putih-tembus-rp-50000-per-kilogram-pemkot-semarang-ada-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke