LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Sebanyak 21 bangunan di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh dilaporkan terlantar dan tidak digunakan. Bangunan itu dibangun pada periode 2008-2022.
Total nilai bangunan ini sebesar Rp 22 miliar lebih. Data yang diperoleh Kompas.com, bangunan ini bervariasi, mulai dari puluhan juta hingga miliaran Rupiah per bangunan.
Kepala Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Pemerintah Kota Lhokseumawe, Darius menyebutkan, bangunan mangkrak itu terdiri dari pasar, gedung kesenian, gedung pendidikan, gedung perkemahan, terminal bongkar muat barang, mushalla, kandang sapi, gedung karantina, dan rumah karyawan.
“Penyebab (bangunan) terlantar dan sebagian mangkrak karena belum diserahkan oleh pemerintah provinsi. Sebagian besar dibangun pakai dana provinsi,” kata Darius dihubungi melalui telepon, Sabtu (27/5/2023).
Dia menyebutkan, Pemerintah Kota Lhokseumawe, akan melakukan audit semua bangunan.
“Jika layak diteruskan (pembangunan). Nanti diaudit dulu. Kalau tidak layak lagi, maka tidak akan dilanjutkan,” terang Darius.
Darius menambahkan, tahun ini pemerintah tidak akan membangun gedung baru.
“Kami fokus pemanfaatan gedung yang sudah ada itu. Ditata kembali agar bisa digunakan,” terangnya.
Dia berharap, semua bangunan di Kota Lhokseumawe dapat digunakan, sehingga tidak mubazir dan terbuang percuma. Terlebih, sebagian besar bahan bangunan telah dijarah oleh pencuri.
“Juni ini ditata ulang lagi,” pungkasnya.
https://regional.kompas.com/read/2023/05/28/091353278/21-bangunan-senilai-rp-22-miliar-di-kota-lhokseumawe-terlantar