Salin Artikel

Korban Kebakaran di Ambon Keluhkan Tempat Pengungsian Sempit dan Panas, Anak-anak Kerap Menangis

Warga mengeluh lantaran mereka harus saling berdesak-desakan di dalam ruangan yang sempit ditambah cuaca di dalam ruangan yang panas.

“Jadi kita tidak bisa tidur, soalnya berdesak-desakan jadi panas,” kata Ija salah satu pengungsi yang ditemui Kompas.com, Rabu (17/5/2023).

Dia mengatakan kondisi itu membuat anak-anak dan balita yang ikut mengungsi kerap menangis karena kepanasan.

“Belum lagi anak-anak menangis jadi memang tidak nyaman, kita tidak bisa tidur,” ujarnya.

Warga lainnya, Aminah mengaku ia dan beberapa pengungsi lain harus menumpang tidur di rumah-rumah keluarganya karena tak tahan dengan kondisi di lokasi pengungsian.

“Kita kalau malam tidak bisa tidur di sini tapi di keluarga. Cuma mau sampai kapan begini kita juga tidak tahu,” katanya.

Warga pun berharap agar pemerintah Kota Ambon menyiapkan tempat yang lebih baik bagi para pengungsi agar mereka bisa tinggal dengan tenang.

“Karena kalau di sini terlalu sempit, bisa lihat sendiri kita ratusan orang dan berdesakan di ruang kecil ini,” katanya.

Sementara Pj Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena saat meninjau para pengungsi mengaku Pemkot Ambon akan menyiapkan tempat pengungsian yang layak bagi ratusan pengungsi korban kebakaran tersebut.

“Saat ini pengungsi masih menempati gedung milik PT Pelni, dan nanti akan kita pindahkan mereka ke tempat yang lebih layak yakni di lantai 2 Pasar Gotong Royong,” katanya.

Sebelumnya, kebakaran hebat terjadi di kawasan belakang Kota, Kecamatan Uritetu, Kota Ambon pada Senin malam (15/5/2023).

Kebakaran itu dipicu oleh terbakarnya sebuah mobil pribadi yang saat itu sedang melintas di kawasan tersebut. Akibat kebaran itu satu penjaga toko tewas dan tiga orang lainnya mengalami luka bakar serius.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/17/200748278/korban-kebakaran-di-ambon-keluhkan-tempat-pengungsian-sempit-dan-panas-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke