Salin Artikel

Dikritik Menjatuhkan Pengusaha Otobus, Pemprov Sebut Trans Jateng Sudah Tepat Menjawab Kebutuhan Masyarakat

Hal itu menanggapi kritik pengusaha otobus Sumber Alam, Anthony Steven Hambali.

Sebelumnya, Anthony menyebutkan bila Trans Jateng sangat merugikan pengusaha dan supir angkot karena memiliki rute yang sama.

Kepala Balai Trans Jateng Joko Setyawan mengatakan, pihaknya telah melakukan sosialisasi saat merencanakan dibukanya koridor baru di setiap daerah.

Kemudian, mengajak mereka terlibat dalam pengadaan armada bus Trans Jateng yang baru hingga operasionalnya.

"Jadi, sebenarnya semenjak sebelum operasional, kami sudah melakukan sosialisasi itu. Kalau di Purworejo, Magelang, itu sejak tahun 2020. Semua operator existing kami undang termasuk di dalamnya ada PO Sumber Alam juga," tutur Joko, pada Selasa (16/5/2023).

Pihaknya telah menjelaskan bila pengadaan Trans Jateng menjadi program pemerintah yang pro rakyat yang memudahkan akses transportasi murah dan berkelanjutan.

Sebab, ia menilai sampai sekarang ini operator angkutan umum yang masih beroperasi sudah jauh berkurang jumlahnya dan sering kali tidak tepat waktu.

Sehingga, masyarakat akan kesulitan dalam mobilitas bila membutuhkan angkutan umum sewaktu-waktu.

"Maka kemudian itu, kami hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap angkutan umum yang murah, nyaman, dan tepat waktu. Jadi, yang penting kan itu sebenarnya, ketepatan waktu, kenyamanan kan gitu," ujar dia.

Hampir semua operator atau pengusaha bus aktif telah diajak bergabung dalam konsorsium.

Kemudian, mereka yang sepakat dapat terlibat mengoperasikan 14 armada di setiap koridor,

"Jadi, nanti tidak semua operator bisa bergabung, karena harus mewakili trayek atau izin trayek yang ada di jalur yang kami lalui. Kemudian, mereka yang semula operator angkutan existing dipindahkan ke outsourciung untuk menjadi bagian dari operator pelayanan," imbuh dia.

Sejak 2017, rute Trans Jateng menghubungkan satu daerah ke daerah lainnya.

Mulai dari Semarang-Bawen, Purwokerto-Purbalingga, Semarang-Solo, Purworejo-Magelang, Semarang-Grobogan.


Mengingat, hanya 14 armada trans Jateng yang beroperasi di setiap koridor, operator existing lokal di luar Trans Jateng itu masih bisa berjalan berdampingan setiap harinya.

"Jadi, kalau mereka secara prinsipnya tidak ada kegiatan, penumpang tidak akan naik ke Trans Jateng semua gitu loh, pasti ada penumpang yang naik ke operator yang lain gitu. Bahkan, kemudian terjadi simbiosis jadi operator existing ini bisa menjadi angkutan terusan, menjadi angkutan feeder melanjutkan ke lokasi yang tidak kami layani rutenya," ujar dia.

Pihaknya mengaku telah turun lapangan untuk mengecek adanya masalah para operator existing dengan Trans Jateng. Namun, Joko mengeklaim tak mendapati adanya masalah apapun.

"Sampai sekarang kami cek, apa bener ada masalah? Kami cek di lapangan, operator existing enggak ada masalah. Secara normal, tetap ada pelanggan seperti biasa, enggak ada masalah. PO Sumber Alam juga salah satu bagian dari konsorsium yang ada di Purworejo," beber dia.

Pihaknya menyangkal semua tuduhan yang diarahkan kepada Trans Jateng.

Apalagi, bila dikatakan Trans Jateng ingin menjatuhkan para pengusaha dan sopir angkutan umum.

"Yang dituduhkan kurang tepat. Masyarakat memang sangat membutuhkan ini. Apa yang bilang sampai digebuki, kan enggak mungkin," ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/16/182156578/dikritik-menjatuhkan-pengusaha-otobus-pemprov-sebut-trans-jateng-sudah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke