Salin Artikel

Permukiman di Bandung Barat 3 Kali Diterjang Pergerakan Tanah, Diduga Imbas Pembangunan PLTA Cisokan

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Permukiman rumah di Kampung Tarikkolot RW 03/04 Desa Cibitung, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, terdampak bencana pergerakan tanah.

Dari hasil asesmen Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat, bencana pergerakan tanah mengancam 31 rumah. Permukiman itu berdiri di lahan kurang lebih 3 hektar.

Lahan tersebut mengalami retakan memanjang dengan lebar rekahan 3 sampai 5 centimeter. Selain ditemukan retakan, kontur lahan juga ikut mengalami penurunan permukaan.

"Luas lahan permukiman yang terdampak bencana pergerakan tanah seluas 3 hektar. Di sana terdapat 31 bangunan rumah warga," kata petugas lapangan BPBD Bandung Barat, Rudi Wibiksana saat dikonfirmasi, Selasa (4/4/2023).

Bukan hanya permukiman warga, pergerakan tanah juga mengancam bangunan masjid dan posyandu. Sehingga, BPBD merekomendasikan menerjunkan tim geologi untuk melakukan kajian.

"Hasil pemetaan pergerakan tanan ketiga kali ini ikut mengancam satu sarana ibadah dan satu sarana kesehatan berupa posyandu," ujar Rudi.

Pembangunan Jalan PLTA Penyebab Bencana

Dari catatan BPBD Bandung Barat, bencana pergerakan tanah di lokasi tersebut pernah terjadi pada 2016 dan 2018. Pergerakan tanah itu kembali terjadi seiring hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kecamatan Rongga.

Bencana pergerakan tanah di Desa Cibitung itu diduga akibat masifnya eksploitasi lahan untuk pembangunan jalan PLTA Upper Cisokan.

Akibatnya, lahan permukiman yang labil di kawasan itu mengalami pergerakan tanah seiring diterjang hujan deras.

"Warga menduga terjadi akibat aktivitas pembangunan Jalan PLTA Upper Cisokan karena berdekatan. Bahkan waktu itu, infonya sempat ada beberapa rumah diberi dana untuk kontrak rumah oleh pihak PLN," ungkap Camat Rongga, Agus Rudiyanto saat dihubungi.

"Tapi apakah akibat aktivitas pembangunan jalan atau bukan itu perlu kajian, makanya kita minta geelogi turun. Karena pembangunan akses jalan sekarang sudah selesai," imbuh Agus.

Untuk itu, Pemerintah Kecamatan Rongga melayangkan surat permohonan untuk peninjauan lapangan oleh tim geologi ke lokasi bencana pergerakan tanah.

Tim geologi nantinya akan melakukan kajian apa yang menjadi penyebab 3 kali pergerakan tanah di lokasi tersebut.

"Kita sudah kirim surat melalui BPBD untuk meminta kajian geologi agar mereka melihat kondisi pergerakan tanah di sini serta keamanan untuk hunian warga," sebut Agus.

Hasil kajian dari badan geologi nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk menerbitkan kebijakan pemerintah daerah. Jika lokasi tersebut dinyatakan tidak aman, pemerintah daerah mesti menyiapkan lahan untuk relokasi warga.

"Sementara ini kita sarankan warga berhati-hati dan melakukan antisipasi terhadap keretakan di tanah dengan cara mengurug dan membuat penahan tanah sementara. Kami juga sarankan petugas Linmas piket apabila hujan deras," tandasnya. 

https://regional.kompas.com/read/2023/04/04/191016478/permukiman-di-bandung-barat-3-kali-diterjang-pergerakan-tanah-diduga-imbas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke