Salin Artikel

Kisah Pilot Perempuan Pemadam Kebakaran di Hutan, Perjuangan Lawan Stigma dan Ketakutan

Velyn merupakan pilot perempuan. Ia mendapatkan lisensi penerbangan helikopter dan pemadaman api dari Manggala Agni.

"Sebagai pilot perempuan, sering diremehkan. Tapi saya terus berjuang melawan stigma, bahwa saya bisa setara dengan pilot lelaki," kata Velyn, Selasa (7/3/2023).

Tindakan meremehkan tidak hanya datang dari luar, tetapi dari lingkungan keluarga. Orangtua awalnya tidak mengizinkan Velyn bekerja di zona bahaya.

Orangtuanya memandang, pekerjaan sebagai pilot sangat berat dan berisiko tinggi. Lagi pula perempuan sulit melanjutkan karir setelah menikah, karena akan lebih banyak berada di rumah untuk mengurus suami dan anak.

Velyin bergeming. Dia tetap berjuang untuk tetap menjadi pilot helikopter, lantaran pekerjaannya sekarang sebagai pilot pemadam kebakaran hutan (bombing) berdampak luas pada kepentingan publik.

Kerja keras Velyn berbuah manis, kini orangtuanya setuju dan tidak khawatir tentang keselamatannya menjadi pilot perempuan.

Perempuan asal Pontianak, Kalimantan Barat ini bertekad akan terus bekerja sebagai pilot pemadam kebakaran. Dirinya menyadari perannya sangat penting terutama di masa-masa sulit saat kebakaran terjadi pada musim kemarau panjang (elnino).

Saat kebakaran pada 2015 dan 2019 yang berbulan-bulan, bahkan asapnya sampai ke Singapura, Velyn kala itu masih proses studi.

Dia masuk ke sekolah penerbangan pada 2017. Kemudian lulus dan mendapatkan lisensi penerbangan khusus helikopter pada 2018.

Berstatus pilot pemadam kebakaran, Velyn harus disiplin dan mampu bekerja dalam tim agar pemadaman tepat sasaran pada titik api.

Dia bekerja bersama tim reaksi cepat (TRC) dan masyarakat peduli api ketika berada di lapangan memadamkan api.

Selama 2 tahun karirnya di dunia penerbangan, Velyn mengantongi 500 jam terbang. Dari angka itu, 200 jam di helikopter.

Pada tahun lalu, karena tidak berada di musim kemarau, dia hanya 3 kali terbang untuk bombing di daerah Sumatera Selatan.

"Saya tiga kali bombing, dua-duanya itu mulus. Tapi satunya menantang bahaya, karena titik api berada pada hutan dengan kerapatan sangat padat," kata perempuan yang lahir 23 tahun lalu.

Untuk pengalaman pertama, dia mengakui begitu menakutkan karena harus turun di lokasi dengan jarak baling-baling helikopter dengan pohon sangat dekat.

Mendarat di titik kebakaran memang harus dilakukan untuk memasang instalasi bombing selama 5-10 menit. Selanjutnya harus dilakukan dengan teliti dan penuh perhitungan.

Bagi Velyn, ketakutan itu menjadi energi bagi pilot, karena membuat kita lebih peduli dengan kematangan persiapan sebelum terbang.

"Ketakutan itu untuk keseimbangan bagi pilot agar tidak over confidence," katanya.

Tantangan pilot perempuan pemadam kebakaran itu cukup banyak. Ia mencontohkan di lapangan tidak ada sumber air. 

Saat seperti ini, ia harus berpikir cepat dan terus berkoordinasi agar waktu yang dibutuhkan untuk pemadaman lebih singkat.

Anak pertama dari lima bersaudara ini mengaku hanya membantu biaya sekolah adik-adiknya jika dibutuhkan, karena orangtuanya masih mampu mencukupi kebutuhan.

Pilot perempuan pemadam kebakaran kini bertugas di perusahaan hutan tanaman industri (HTI) di Jambi yakni PT Wira Karya Sakti. Bekerja di perusahaan dengan luas 39 persen lahan gambut, membuat dirinya lebih banyak patroli.

"Titik api di lahan gambut harus segera dideteksi, karena kalau sudah berada di kedalaman akan sulit dipadamkan," kata dia.

Patroli kebakaran, sambung Velyn, senantiasa dilakukan bersama tim TRC, untuk mendeteksi titik api. Selanjutnya pemetaan untuk menentukan tindakan terbaik yang akan diambil.

Dia mendorong perempuan-perempuan di luar sana, untuk tidak membatasi cita-citanya di penerbangan, lantaran adanya stigma.

"Saya awalnya masuk penerbangan untuk keren dan menghindari waktu kuliah yang panjang. Tapi sampai sekarang dia bisa bertahan di dunia penerbangan," katanya.

Sebelum menjadi pilot profesional di PT National Utility Helicopters (NUH), Velyn pernah bergabung dengan tim penerbang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Di perusahaan ini, hanya ada 3 pilot perempuan yakni Velyn, Janet, dan Indriana. Dengan demikian, masih banyak peluang pilot perempuan di Indonesia.

https://regional.kompas.com/read/2023/03/07/152618078/kisah-pilot-perempuan-pemadam-kebakaran-di-hutan-perjuangan-lawan-stigma

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke