Salin Artikel

Perjalanan Pekerja Bangunan yang Kabur Usai Diancam KKB, Berjalan Kaki Dipandu 5 Warga

Para pekerja pembangunan Puskesmas Paro itu dievakuasi karena mendapat ancaman dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, pada Sabtu (4/2/2023).

Salah satu pekerja bangunan itu, Zakarias Behuku menceritakan, ancaman KKB tak disampaikan langsung kepada pekerja.

Para pekerja mengetahui ancaman itu dari pria bernama Edo, kontraktor pembangunan Puskesmas Paro.

"Minggu (5/2/2023), kontraktor kita datang dan kasih tahu harus keluar dalam dua hari. lalu kontraktor bagi uang (honor) habis, Senin (6/2/2023) kita mulai jalan," ujarnya di Timika, Kamis (9/2/2023).

Sebanyak 15 pekerja itu dipandu lima warga setempat untuk berjalan kaki ke Distrik Kenyam. Dalam perjalanan, mereka sempat melihat pesawat Susi Air PK-BVY terbang rendah menuju Lapangan Terbang Paro.

"Kita jalan sampai harus menyeberang kali yang lebarnya sekitar 100 meter dengan rotan yang dirakit. Lalu kita jalan ikuti sungai lalu sampai di gunung kita istirahat. Itu hari Selasa (7/2/2023) kita lihat dari atas gunung pesawat Susi Air (masuk ke Paro) dan kita bermalam di atas gunung. Kita tidak lihat pesawat itu dibakar," kata Zakarias.

Setelah bermalam di lokasi tersebut, para pekerja beserta lima warga setempat, kembali melanjutkan perjalanan hingga tiba di Kaki Gunung Wea.

Belasan pekerja dan warga setempat menganggap puncak Gunung Wea sebagai lokasi paling ideal untuk mencoba melakukan panggilan telepon. Mereka memutuskan bermalam di kaki gunung.

"Paginya kita turun dan jalan lagi, pas sampai di gunung terakhir itu Gunung Wea, itu posisi paling tinggi untuk bisa komunikasi dan kita bermalam di kaki gunung itu. Terus teman naik ke atas gunung  untuk telepon, ada utusan dari pak Edo naik telepon Pak Pale, dari jam 2 (siang) dia balik jam 8 malam," kata Zakarias.

"Lalu dia bilang sudah telepon Kapolres dan Pak Bupati. Dia bilang besok naik (ke puncak Wea) pagi-pagi untuk chopper (helikopter) jemput kita," tuturnya.

Bekal sangat minim, terpaksa makan ular

Di kaki Gunung Wea, Zakarias dan rekan-rekannya makan dengan bekal sangat minim. Mereka terpaksa memakan seekor ular yang ditangkap warga setempat.

"Kita makan  si situ lagi, kita makan mi (instan) mentah, makan ular, pokoknya barang bisa kita makan, kita makan. Saya tidak pernah makan ular, di situ baru makan, kalau tidak kita mau makan apa lagi. Masyarakat masak ular itu seperti bakar batu," ungkapnya.

Menjelang siang, helikopter akhirnya tiba dan mengangkut lima pekerja bangunan. Zakarias masuk dalam rombongan terakhir yang dievakuasi.

"Kita naik jam lima subuh, sampai di atas jam 8-9, kita di atas gunung duduk lagi tunggu helikopter. Kita tunggu hampir satu sampai dua jam lalu helikopter datang. Helikopter pertama memuat lima orang lalu dibawa ke Kenyam," jelas Zakarias.

"Menurut masyarakat di atas gunung itu kita tidak bisa ribut, kalau ribut kabut tutup gunung jadi helikopter tidak bisa masuk, jadi kita istirahat lagi tunggu kabut terbuka," tuturnya.

Meski mengaku tidak sempat melihat orang bersenjata, Zakarias meyakini ancaman yang disampaikan oleh pihak kontraktor adalah benar.

Zakarias sudah hampir dua bulan berada di Paro. Ia sempat diingatkan oleh warga sekitar agar tak berkeliaran di distrik itu.

Warga tersebut, kata dia, mengingatkannya untuk beraktivitas di sekitar camp pekerja dan lokasi pembangunan Puskesmas Paro.

"Masyarakat sampaikan, pagi naik ke lokasi lalu sore langsung pulang ke camp, jangan ke mana-mana," ungkapnya.

"Kami Kami jalan senin (6/2/2023) dan selasa (7/2/2023) pesawat dibakar, kalau kami tidak jalan pasti kami dibunuh," kata dia.


Ia pun mengaku trauma dengan peristiwa trersebut dan tidak mau lagi menerima pekerjaan di wilayah pegunungan.

Situasi keamanan di Distrik Paro menjadi tidak kondusif setelah KKB pimpinan Egianus Kogoya mengancam pekerja bangunan yang sedang membangun Puskesmas Paro, pada Sabtu (4/2/2023).

Setelah itu, KKB diyakini membakar pesawat pilatus milik Susi Air di Lapangan Terbang Paro pada Selasa (7/2/2023) pagi. Keberadaan pilot Philip Mark Merthens pun hingga kini belum diketahuii.

Kemudian pada Rabu (8/2/2023), Satgas Ops Damai Cartenz berhasil mengevakuasi 15 pekerja bangunan yang sempat diancam Egianus Kogoya, ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/10/060000878/perjalanan-pekerja-bangunan-yang-kabur-usai-diancam-kkb-berjalan-kaki

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke