Salin Artikel

Wali Kota Blitar soal Rp 400 Juta yang Diambil Perampok: Buat Cicil Utang Biaya Kampanye

Menurut Santoso, uang tersebut merupakan hasil dari usahanya mengumpulkan honor yang dia terima usai diminta membuka kegiatan. Dia tidak menjelaskan kegiatan apa saja.

“Jujur saja. Saya ini pada waktu kampanye Pilkada punya tanggungan yang harus saya selesaikan,” ujar Santoso saat menjawab pertanyaan wartawan terkait kepemilikan uang tunai yang akhirnya hilang dirampas kawanan perampok.

Karena itu, Santoso berencana mulai mengangsur utangnya tersebut mulai akhir tahun ini.

“Rencana saya sehabis akhir tahun saya mulai menyicil utang saya. Mau saya cicil,” tuturnya.

Uang sekitar Rp 400 juta tersebut, kata dia, adalah uang yang dia kumpulkan dari honor yang dia terima. Namun, lanjutnya, uang tersebut dirampas perampok sebelum sempat dia bayarkan.

“Saya kan harus mengumpulkan dari honor-honor itu, kalau membuka kegiatan dan sebagainya. Tapi akhirnya kedahuluan (dirampok),” ujarnya.

Santoso menolak menjawab berapa jumlah uang yang dia pinjam dan digunakan untuk membiayai keikutsertaannya pada Pilkada Kota Blitar 2020.

“Tidak perlu saya jelaskan. Yang penting sampean (anda) tahu bahwa uang saya yang diambil itu kisarannya segitu,” kata dia.

Santoso membenarkan bahwa nilai harta benda miliknya yang diambil perampok lebih dari Rp 400 juta jika termasuk benda-benda berharga lain seperti perhiasan istrinya dan jam tangan miliknya.

“Lha saya kan selama ini tidak punya brankas. Karena brankas ini kan untuk menyimpan uang. Uang yang (mau) saya simpan tidak ada. Makanya saya tidak punya brankas,” ujarnya.

“Kalau uang sedikit-sedikit dari hasil kegiatan saya membuka acara, itu honornya saya taruh di tas dan tas diletakkan di almari,” tambah Santoso.

Santoso

Diusung PDI Perjuangan (PDI-P), pada Pilkada Serentak 2020 pasangan Santoso dan Tjutjuk Sunario memenangi kursi Wali dan Wakil Wali Kota Blitar untuk periode 2020-2025.

Jalan Santoso menuju kursi wali kota Blitar diwarnai sejumlah peristiwa yang dilihat sebagian pihak sebagai sebuah keberuntungan.

Periode sebelumnya, 2015-2020, Santoso adalah Wakil Wali Kota mendampingi Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar, seorang tokoh yang sangat populer pada masanya.

Namun sebelum berakhir jabatan periode keduanya, Samanhudi terjaring operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK pada 2018 hasil pengembangan OTT Bupati Tulungagung Sahri Mulyo.

Praktis, Santoso menggantikan Samanhudi sebagai pejabat sementara hingga Wali Kota Blitar definitif hingga akhir periode, yaitu hingga 2020.

Menjelang Pilkada 2020, Santoso digadang-gadang maju pada Pilkada melalui PDI Perjuangan namun dengan posisi sebagai calon wakil wali kota. Posisi calon wali kota ditempati Henry Pradipta Anwar, anak sulung Samanhudi.

Namun, DPP PDI-P pada akhirnya memberikan rekomendasi pencalonan kepada Santoso sebagai calon wali kota Blitar. 

https://regional.kompas.com/read/2022/12/13/191758078/wali-kota-blitar-soal-rp-400-juta-yang-diambil-perampok-buat-cicil-utang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke