Salin Artikel

Serindit Sulawesi yang Jago Menyamar di Pepohonan

GORONTALO, KOMPAS.com – Tidak ada angin bertiup, tiba-tiba daun pohon kersen (Muntingia calabura) bergerak-gerak tepat di depan pintu masuk Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, di Desa Tulabolo, Suwawa Timur, Bone Bolango.

Setelah diperhatikan lama ternyata ada seekor serindit sulawesi atau Sulawesi Hanging-parrot (Loriculus stigmatus) tengah menikmati buah kersen yang manis, ia berusaha mematuk untuk melepaskan tangkainya, tidak sulit baginya meskipun tubuhnya terlihat lembut.

Tidak banyak yang tahu kehadiran serindit meskipun pohon kersen ini tepat di depan warung kopi Pa Diti warga Desa Tulabolo menjadi tempat berkumpul sejumlah orang.

Kehadiran burung ini memang terasa senyap, karena hampir semua bulunya berwarna hijau lembut yang menyamarkan dengan dedaunan sekitar.

Bagi warga Gorontalo, serindit Sulawesi biasa disebut dengan nama tindito, biasa ditemukan di tepi desa atau di pekarangan yang berdekatan dengan hutan.

“Saat kami bertugas di Gorontalo, pernah menjumpai burung cantik ini di cagar alam Tangale, waktu itu kami melakukan patroli,” kata Fachriany Hasan, staf Badan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sulawesi Utara, Jumat (11/11/2022).

Bagi warga transmigrasi di Desa Saritani Kecamaatn Wonosari Kabupaten Boalemo, keberadaan burung serindit Sulawesi ini mudah dijumpai di halaman rumah atau kebun.

“Sering terlihat bermain di pohon-pohon sekitar rumah, paling sering dijumpai,” kata Vial, warga Satuan Permukiman (SP) 3 Desa Saritani.

Menurut Vial, Serindit Sulawesi ini memiliki paruh bengkok, seperti burung kakatua. Hanya ukuran yang lebih kecil.

Namun dari sisi keindahan bulunya, serindit Sulawesi tidak kalah dengan jenis lain. Di habitat alaminya burung ini lebih terlihat sehat dan lincah, kondisi ini berbeda jika berada di dalam kurungan.

Burung ini juga ditemukan dalam lubang pohon, biasanya sedang mengeram telur atau membesarkan anak-anaknya.

Di Desa Saritani, para transmigran dari jawa atau warga lokal sangat paham dengan burung ini. Kehadirannya di sekitar ladang menjadi suguhan pemandangan yang indah di tengah hamparan perbukitan yang luas.

“Tingkah pola dan suara burung ini menjadi teman bekerja saat mengurus kebun,” tutur Vial.

Serindit Sulawesi jarang ditemukan berkelompok, perjumpaannya sering terlihat sendiri atau berpasangan.

Iwan Hunowu, Sulawesi Program Manager Wildlife Coservation Society (WCS) yang separuh hidupnya banyak dihabiskan di hutan-hutan Sulawesi menuturkan pengalamannya yang jarang sekali melihat serindit Sulawesi dalam jumlah banyak.

“Saya pribadi sangat jarang menjumpai serindit sulawesi berkelompok. Paling sering berdua saja,” ujar Iwan Hunowu.

Yang menarik antar jantan dan betina memiliki bulu yang berbeda meskipun sama-sama dominan warna hijau.

Pada jantan di kepala bagian depan bulunya berwarna kemerahan, sementara pada betinanya terlihat polos,ciri ini yang memudahkan untuk mengetahui perbedaanjantan dan betinanya.

Serindit sulawesi merupakan burung endemik pulau Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya. Dalam darfar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), burung ini masih berstatus least concern (LC) atau risiko rendah. Populasi di alam pun masih dianggap stabil.

https://regional.kompas.com/read/2022/11/11/224405178/serindit-sulawesi-yang-jago-menyamar-di-pepohonan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke